Keluarga KH Maimoen Zubair menyelenggarakan peringatan 40 hari wafatnya Mbah Maimoen di Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, Sabtu 14 September 2019. Acara dimulai pukul 19.00 dengan pembacaan sholawat. Acara ini dihadiri para kiai, pejabat, dan ribuan santri.
Dalam sambutan sebagai keluarga, KH M Najih Maimoen menegaskan bahwa acara 40 hari wafatnya Mbah Maimoen ini adalah yang kedua kalinya acara ramai. Pertama adalah saat 7 hari wafatnya.
“Malam ini memperingati 40 hari wafatnya Mbah Maimoen. Ini kedua kali ramai. Pertama kemarin ramai waktu 7 hari. Kedua sekarang ini juga ramai. Sangat ramai ya,” tegas Gus Najih.
Gus Najih juga menegaskan bahwa Mbah Moen adalah sosok wali yang menyejukkan dan mendamaikan.
“Muhtarom, santri yang selalu menemani Mbah Moen pergi haji mengisahkan bahwa Mbah Moen tidak sakit. Darahnya dan gulanya juga normal. Hanya merasakan linu dan gatel saja. Kemudian tidak bisa tidur ba’da isya’. Tidak ada sekarat maut sama sekali,” tegas Gus Najih.
“Muhatrom juga mengisahkan bahwa malam selasa saat itu terasa sejuk. Selasa siang juga udara sejuk, malah ada grimis. Ini bukti Mbah Moen itu wali yang menyejukkan dan mendamaikan. Wali yang halim,” tambah Gus Najih.
Karena wali yang halim ini, Gus Najih menegaskan bahwa Mbah Moen itu wali yang religius-nasionalis dan nasionalis-religius.
“Mbah Moen selalu menguatkan nasionalisme dan religius. Cinta tanah air sebagian dari iman,” tutur Gus Najih.
Semangat nasionalis ini, lanjut Gus Najih, dibuktikan Mbah Moen dengan mengawal lembaga pendidikan. Ada sekolah dan kampusnya juga, Ma’had Aly juga. Ini bukti Mbah Moen sangat nasionalis.
“Banyak sekali amal sholih Mbah Moen. Semoga memberikan berkah buat semuanya. Kami keluarga mohon maaf dalam memberikan apa saja kepada para kiai dan jamaah semuanya,” pungkas Gus Najih. (m/red)