Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
YOGYAKARTA-Membaca potret NU masa depan bisa dilihat dari IPNU-IPPNU. Harlah sekarang ini jadi refleksi bawasanya NU kedepan terletak pada IPNU-IPPNU. Makanya kalau IPNU-IPPNU ini cerdas, maka NU ke depan ya cerdas. Kalau IPNU-IPPNU tidak jalan, maka NU kedepanya juga mandek.
Demikian ditegaskan KH Muwafiq pada acara “Ngaji Kebangsaan” dalam Harlah ke-64 IPNU dan Harlah ke-63 IPPNU di Gedung PWNU DIY, Jl MT Haryono 40-42 Yogyakarta (28/02). Acara diselenggarakan oleh PC IPNU dan PC IPPNU Kota Yogyakata.
“IPNU-IPPNU adalah benih bagi NU. Kalau NU mau jadi organisasi keras, IPNU-IPPNU ya dibikin keras. Kalau mau liberal, ya IPNU-IPPNU dibikin liberal. Kalau mau bodoh, ya IPNU-IPPNU dibikin bodoh. Makanya, refleksi ini menjadi sangat penting bagi IPNU-IPPNU ke depan,” tegas Gus Muwafiq.
Gus Muwafiq juga menjelaskan bahwa IPNU itu penting, tetapi IPPNU juga sangat penting. Mengapa? Karena IPPNU ini menjadi penggerak pertama untuk NU, yakni melahirkan generasi yang luar biasa untuk NU. Kita ini ingin mempunyai generasi yang hebat, tapi yang kita rawat cuma laki laki, padahal sejatinya dalam sejarah, perempuan yang hebat akan melahirkan generasi yang hebat.
“Perempuan itu adalah tiangnya negara. Kalau perempuan hebat, maka negaranya juga hebat. Di sinilah, saya minta kepada IPNU semangat dan mempunyai hati yang lapang, membuat perempuan yang subur, dan membuat perempuan terus subur, dan disayangi,” tegas Gus Muwafiq.
“Makanya, Allah memberi barokah kepada perempuan itu lebih besar daripada kepada laki laki. Perempuan itu ibarat powerbank, makanya setiap wanita yang melahirkan itu diibaratkan menuju jalan jihad. Setiap masak di dapur dihitung puasa. Malam tidur dihitung tahajjud. Cium tangan suami seperti cium hajar aswad. Suaminya dijejeri seperti pahala sholat depan ka’bah,” lanjutnya.
“Makanya, selama dua tahun menyusui, maka ibu kehilangan setrum. Karena ibu itu sentrumnya menuju anaknya. Ibaratnya powerbank, makanya Allah memberikan setrum yang sangat luar biasa kepada perempuan. Jangan boleh disakiti. Karena perempuan akan mengeluarkan dua mata air, di kiri dan di kanan,” tegasnya.
Baca Juga: IPNU Diharapkan Fokus Kaderisasi di Kalangan Pelajar
Gus Muwafiq juga menegaskan bahwa jangan sampai perempuan itu disakiti. Kalau disakiti maka sakit hati, karena posisi hati perempuan terletak di payudara sebelah kiri. Maka jantungnya bisa panas, air susunya juga panas. Ibarat santen, diminum banyi juga tidak sehat.
“Kalau perempuan sakit hati, sangat tidak baik untuk anak. Makanya, kalau ingin generasi yang hebat, buatlah perempuan bahagia. Karena kuncinya negara yang hebat terletak pada perempuan,” tegas Gus Muwafiq.
Sementara itu, Ketua IPNU Kota Yogyakarta, Sofwan, dalam sambutannya menjelaskan bahwa acara “Ngaji Kebangsaan” ini untuk memberikan pencerahan kepada IPNU-IPNNU, sehingga mempunyai semangant yang kuat dalam bergerak dan berorganisasi. IPNU-IPPNU Kota Yogyakarta mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu suksesnya acara ini.
“Acara ini sekaligus mengingatkan kita semua bahwasa Ketua IPNU yang pertama kali adalah adalah mahasiswa UGM Yogyakarta, yakni KH Tholhah Mansoer. Beliau berjasa luar biasa atas berdirinya IPNU dan dilanjutkan pendirian IPPNU,” tegasnya. (ibran/aris)