Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
YOGYA- Kepergiaan KH Abdullah Syarifuddin, atau biasa disapa Mbah Dullah, menjadi duka mendalam bagi keluarga besar warga nahdliyyin Daerah Istimewa Yogyakarta. Sosok Mbah Dullah menjadi teladan utama bagi warga NU, karena sosok ulama’ sepuh ini tak pernah menampilkan arogansi. Mbah Dullah selalu tampil sebagai sosok kiai sepuh yang ramah dan sederhana.
Demikian ditegaskan Wakil Rais Syuriah PWNU DIY KH Dr Hilmy Muhammad kepada bangkitmedia.com yang kemudian dirilis dalam akun facebooknya, Senin (30/04).
“Innalillahi wainna ilayh raji’un, telah wafat pada siang ini pukul 10.15 WIB teladan utama Kabupaten Kulon Progo dan Pengasuh PP. al-Hidayah Karangwuluh Temon, Allahuyarham KH. Abdullah Syarifuddin,” tegas Gus Hilmy yang juga Pengasuh Pesantren Krapyak.
“Beliau dikenal sebagai kiai yang ramah dan sederhana, penulis yang aktif dan produktif. Ketokohannya terlihat saat beliau menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah dua periode, dan kemudian Rois Syuriah dua periode dalam kepengurusan PCNU Kulonprogo. Hingga akhir hayatnya, beliau masih tercatat sebagai salah seorang Mustasyar PWNU DIY,” lanjut Gus Hilmy.
“Semoga Allah senantiasa menganugerahkan kasih sayang-Nya, mengampuni segala kesalahan-kekhilafan beliau dan memberikan pahala yang berlipat ganda atas amal, bakti dan karya-karya beliau, amin ya Rabbal-‘alamin,” pungkas Gus Hilmy.
Belum lama ini, ketika PBNU meresmikan peletakan batu pertama Rumah Sakit NU DIY di Kulonprogo, Mbah Dullah hadir penuh semangat. Walaupun kondisi fisik sudah dipapah, tetapi semangat Mbah Dullah untuk aktif di NU tak pernah surut. Beliau teladan untuk generasi NU hari ini. Usia dan kondisi fisik tak tak pernah menghalangi beliau untuk melayani umat.
Sesuai musyawarah keluarga, jenazah almarhum Mbah Dullah akan disemayamkan pada Selasa, 1 Mei 2018, jam 11.00 WIB di Pesantren Al-Hidayah Karangwuluh Temon Kulonprogo. (mm)