Pondok Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta didirikan oleh alm. KH. Muhammad Munawwir bin KH. Abdullah Rasyad pada tahun 1911. Sebelum mendirikan pesantren, Munawwir kecil belajar di sejumlah tempat, di antaranya di Bangkalan mengaji kepada KH. Maksum dan KH. Kholil, di Semarang mengaji kepada Kyai Shalih Darat, dan di Watucongol mengaji kepada Kyai Abdurrahman.
Pada tahun 1888 Munawwir remaja bertolak ke Arab Saudi untuk melanjutkan belajar, utamanya mendalami hafalan Al-Quran berikut tujuh qiraahnya. Ia belajar di Mekkah selama 16 tahun lalu dilanjutkan belajar di Madinah hingga kepulangannya tahun 1911.
Cinta dan Kegigihannya dalam menghafal Al-Quran dan mengajarkannya melahirkan tokoh-tokoh penghafal Al-Quran di Negeri ini. Di antaranya KH. Arwani Kudus, KH. Umar Mangkuyudan Solo, KH. Umar Kempek Cirebon, KH. Muntaha Kalibeber Wonosobo, KH. R. Muhammad di Betengan Demak, dan KH. Suhaimi Benda Bumiayu.
Salah satu riyadhahnya adalah ia menghatamkan Al-Quran dalam tujuh hari selama tiga tahun; lalu dilanjutkan menghatamkannya dalam tiga hari selama tiga tahun; kemudian dipungkasi dengan menghatamkannya dalam sehari juga selama tiga tahun.
Dalam setiap karya yang besar selalu di belakangnya ada pekerjaan besar.
Senin lalu, 5 Maret, salah satu Pengasuh Pesantren yang mubarak ini, KH. R. Abdul Hafidz, wafat. Ia adalah cucu Sang Pendiri, KH. Muhammad Munawwir. Kader-kader telah disiapkan untuk melanjutkan risalah Al-Quran. Gus Azka, putrnya, yang sedang melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar Mesir, telah selesai menghafal 30 juz. Ia bertekad menyelesaikan tujuh Qiraah di sana.
Semoga Allah selalu melimpahkan rahmatnya kepada para pengabdi Al-Quran.
*KH. Dr. Abdul Ghofur Maimoen, Katib Syuriah PBNU dan salah satu Pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang.