Gus Dur: Jangan Anggap Remeh Pramuka
Pramuka diperingati setiap tanggal 14 Agustus dengan mengadakan kegiatan kemah-kemah di sekolah, kegiatan ini satu rangkaian dengan Hari Ulang Tahun (HUT) RI tanggal 17 Agustus. Adapun Hari Pramuka di tahun 2019 ini merupakan peringatan yang ke-58 tahun, sedangkan HUT RI sudah mencapai ke-74 tahun. Selama sekian tahun lamanya, wadah para Praja Muda Karana ini telah memberikan pendidikan karakter dan kreativitas nyata supaya generasi muda mencintai alam semesta dan berkarya untuk negerinya dalam usaha memperkokoh kemerdekaan.
Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid) juga cinta dengan gerakan Pramuka. Kecintaan Gus Dur pada Pramuka dibuktikan pada tahun 1954-1957 sudah menjadi Anggota Pandu di Yogyakarta. Pada kesempatan lain beliu juga pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka priode tahun 1999-2001, dalam masa jabatannya beliau mengikuti dan membuka Jambore Nasional Pramuka Pengalang di Baturaden Banyumas Jawa Tengah yang berlangsung dari tanggal 3-12 Juli 2001.
Ada beberapa cuplikan amanat Gus Dur selaku Ka Mabinas dalam Upacara Pembukaan Jamnas tahun 2001:
“…kalau ada orang-orang yang masih menganggap remeh Pramuka, misalnya, menganggap Paramuka hanya main-main, orang-orang itu tidak tahu arti sesungguhnya nilai-nilai kepramukaan…”
“…krisis multidimensional yang sedang dihadapi bangsa ini, antara lain disebabkan masih belum diterapkannya nilai-nilai kepramukaan…”
“…saya sendiri dulu menjadi anggota Pandu di Yogyakarta antara tahun 1954-1957 sehingga saya memahami benar nilai-nilai kepramukaan, walaupun saat itu namanya belum Pramuka…”
Berdirinya cikal bakal Pramuka di Indonesia yaitu setelah Indonesia Merdeka, yaitu pada tanggal 28 Desember 1945, didirikan Oraganisasi Pandu Rakyat Indonesia di Kota Solo. Organisasi ini ditetapkan sebagai wadah kepanduan dimana anggota kepanduan Indonsia bisa bernaung. Dulu istilah Pramuka belum ada tetapi memiliki nama Pandu. Bapak Pramuka sedunia dikenal Lord Baden Powell, sedangkan bapak Pramuka Indonesia yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Pada tahun 1961, terdapat sekitar 100 organisasi kepanduan di Indonesia yang terbagi menjadi 3 federasi organisasi. Yaitu, Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia, Ikatan Pandu Indonesia dan Persatuan Putera Puteri Indonesia. Kemudian pada tanggal 14 Agustus 1961 Gerakan Pramuka dikenalkan pada masyarakat Indonesia dengan resmi. Oleh sebab itu, Hari Pramuka diperingati setiap tanggal 14 Agustus. Pramuka sendiri merupakan pengenalan dan pengamalan Pancasila yang dijabarkan melalui Trisatya dan Dasadarma.
Semua anggota Pramuka harus hafal dan menjalankan Tiga Janji yang disebut “Trisatya” dan Sepuluh Moral yang disebut “Dasadarma”.
Trisatya Pramuka
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila
- Menolong Sesama Hidup, dan Mempersiapkan diri serta membangun masyarakat
- Menepati dasa darma
Dasadarma Pramuka
- Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Cinta Alam, dan kasih sayang sesama manusia.
- Patriot yang sopan, dan kesatria.
- Patuh, dan suka bermusyawarah.
- Rela menolong, dan tabah.
- Rajin, terampil, dan gembira.
- Hemat, cermat, dan bersahaja.
- Disiplin, berani, dan setia.
- Bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.
- Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Kegiatan kepramukaan sudah ada sejak zaman penjajahan. Tujuan dari Pramuka yaitu menamkan jiwa nasionalisme. Para pahlawan jiwanya adalah jiwa Pramuka yang memiliki sikap patriot. Sebagai generasi penerus harus senantiasa melestarikan Pramuka sebagai warisan kepahlawanan. Bangsa Indonesia butuh jiwa-jiwa patriot dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Semoga dengan adanya Pramuka, masyarakat Indonesia memiliki hubungan baik dengan sesama, memiliki hubungan baik dengan Tuhan, memiliki hubungan baik dengan alam semesta dan cinta pada bangsa Indonesia.
Oleh: Sholikul hadi
Selasa, 14 Agustus 2019, Yogyakarta
Demikian Gus Dur: Jangan Anggap Remeh Pramuka. Semoga bermanfaat.