Gus Dur dan Asal Usul “Gitu Aja Kok Repot”

gitu aja kok repot

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) selalu menyajikan hal-hak yang unik dan baru. Ini tak lepas dari kejernihan hati dan kedalaman berfikir seorang Gus Dur. Tak ada yang ditutup-tutupi dalam diri Gus Dur, karena gerak hidup beliau memang menjadi panutan bagi umat, bangsa dan negara.

Salah satu hal unik dan menarik adalah ungkapan “gitu aja kok repot”. Ungkapan ini sangat populer ketika Gus Dur menjadi Presiden RI selama 21 bulan, 1999-2001. Bukan saja media Indonesia, bahkan media asing pun kagum dengan ungkapan istimewa ini.

Dari mana sebenarnya ungkapan itu? Apa pula maksud ungkapan itu?

Menurut Bambang Susanto, salah satu orang kepercayaan Gus Dur saat jadi Presiden, itu adalah ungkapan spontan seorang Gus Dur dalam membaca dan menanggapi suatu persoalan. Ungkapan itu sudah ada sejak lama, jauh sebelum Gus Dur menjadi Presiden. Sejak tahun 1980-an awal, Gus Dur sudah biasa menggunakan ungkapan itu dalam berbagai diskusi dan seminar.

Salah satu ajudan Gus Dur, Munib Huda Muhammad, mengungkapkan bahwa ungkapan itu memang sudah lama, Cuma semakin populer setelah era reformasi, seiring lahirnya kebebasan pers. Ungkapan itu wujud sosok Gus Dur yang tidak mau disetting, sosok yang alami, murni, dan apa adanya.

Apa makna ungkapan itu? Mubib menjelaskan bahwa itu bentuk kepasrahan tingkat tinggi kepada Allah SWT. Semua yang mengatur Allah, dan kita semua pasrah dengan kehendak-Nya. Itulah Gus Dur, sosok yang hidupnya pasrah total kepada Allah, sehingga tidak takut dengan siapapun. Hidupnya enak, tidak terbebani, semuanya serba ringan, karena hanya pasrah kepada Allah.

Mbak Yenny Wahid pernah menjelaskan bahwa ungkapan itu berasal dari kaidah fiqh, yakni buatlah mudah, jangan dipersulit (Yassir Wala Tu’assir). Makanya, Gus Dur tidak pernah mempersulit segala urusan. Orang yang punya kesulitan, lalu datang ke Gus Dur, pasti akan dibantu. Gus Dur tidak pernah memandang latarbelakang, ras, suku, agama, dan golongan.

Banyak kisah yang mengabarkan bahwa ketika Gus Dur mengisi seminar, lalu dapat amplop. Ketika ada seseorang yang datang ke PBNU meminta bantuan, maka amplop itu dikasihkan saja kepada orang itu. Gus Dur bahkan tidak melihat berapa isi amplop itu. Subhanallah! Sosok Gus Dur memang istimewa dan menjadi tauladan buat kita semua.

Kepada Gus Dur, KH Wahid Hasyim, KH Hasyim Asy’ari, Lahumul Fatihah…

(red)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *