Gus Aminuddin Pesantren Al-Muayyad Solo Wafat

Gus Aminuddin Pesantren Al-Muayyad Solo Wafat

Gus Aminuddin Pesantren Al-Muayyad Solo Wafat.

Ya Allah, hari ini (6 Desember 2020) kembali ulama kita NU sowan kehadirat Gusti Allah. Salah satu jajaran pengasuh Al-Muayyad, Gus Aminuddin bin alm. KH Abdul Wahab, Lc., Solo (menantu KH Abdurrozaq Shofawi Pengasuh Al-Muayyad). Beliau adalah kakak ipar Kiai Wafiyul Ahdi Tambakberas. Guru dari Mas Naylu, Mas Khadafi Ahmad.

Secara sosial saya tak mengenal beliau langsung. Tapi cukup kerap bertatap muka, sekedar bersalaman, atau berada dalam satu ruangan meski berjauhan. Beliau adalah kawan baik Guru saya, Abi Hanif & Umi Ida La Raiba Hanifida Jombang. Karenanya tiap kali saya mengantar Abi Umi perjalanan arah Jateng dan Jabar, beliau berdua kerap mengajak kami menyempatkan silaturahim di Al-Muayyad Solo.

Tahun 2013 saat mengantar Umi Ida & rombongan di Solo mengisi seminar, saya berangkat bakda Isya. Sebelum perjalanan Umi menyuruh saya mencatat sebuah nomor. Dawuhnya, supaya nanti sepanjang perjalanan telpon-telponan dengan nomor tersebut. Kala itu HP saya masih belum android. Masih Nokia biasa. Karenya belum kenal Google Maps atau Shareloc.

Tepat tengah malam, saat para penumpang dalam kondisi istirahat semua, mobil yang saya kendarai tiba di dekat Stadion Manahan Solo. Saya menelpon nomor tersebut sembari berbicara santai di dalamnya untuk mohon dijemput di sekitar Manahan. Dalam benak saya, yang saya telpon adalah panitia seminar atau guru di lembaga yang akan kami kunjungi.

Sebuah mobil datang. Kami berbicara sejenak, berikutnya saya membuntuti mobil tersebut hingga tiba di sebuah gang kecil di kawasan –yang belakangan saya ketahuai bernama– Mangkuyudan. Itulah pertama kali mengetahui Ponpes Al Muayyad Mangkuyudan. Bapak tersebut dengan sabar membantu memberi aba-aba saya memarkirkan kendaraan yang saya kendarai, maju mundur di sebuah gang kecil & garasi ngepres.

Rombongan telah terbangun. Kami turun. Guru kami istirahat di ndalem dengan santriwati. Kami bersama teman-teman lain beliau antar ke kamar tamu pondok.

Paginya kami dipanggil ke ndalem, sarapan di ruang tamu ndalem. Dan di sela-sela perbincangan guru kami pagi itu saya baru sadar, rupanya yang semalam mengarahkan perjalanan, menjemput, membantu menjadi “juru parkir” adalah salah satu jajaran pengasuh Al-Muayyad, menantu Kiai Abdrurrozaq Shofawi. Beliau, Gus Aminuddin. Astaghfirullahaladzim.

Sejak itu, mungkin belasan kali akhirnya kami ikut serta guru kami silaturahim ke PP Al-Muayyad, Solo. Dan jika tidak sedang bepergian, pasti yang menyambut Guru kami sebelum menemui Kiai Rozaq adalah Gus Aminuddin beserta istri beliau, Ning Ari putri Kiai Rozaq. Sosok yang dalam kesan penglihatan saya demikian bersahaja, selalu boso kromo, dan manampakkan wajah senyuman.

Awal 2020 di Al-Muayyad, adalah terakhir kali saya ‘bertemu’ & bersalaman dengan beliau.

“Kulo (Solo) teng Jombang biasanipun 1,5 jam mawi tol, mas. Njenengan pinten jam?”

“Kulo 2 jam gus.”

“Hehehe…Atos-atos nggih!”

Tahun ini Al-Muayyad kehilangan 2 ‘puteranya’, Maret lalu Gus Ujik. Dan akhir tahun ini Gus Amin.

Al-Fatihah.

6 Desember 2020.

Penulis: Ahmad Islahul Umam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *