Guru NU Harus Menjadi Dinamis dan Produktif

Guru NU Harus Menjadi Dinamis dan Produktif

Guru NU Harus Menjadi Dinamis dan Produktif

NU punya organisasi yang khusus menangani peningkatan SDM guru, advokasi profesi guru, dan hal-hal tentang guru. Namanya Pergunu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama).

Tidak bisa dibayangkan, berapa jumlah guru NU, yang ada di pesantren, pendidikan PAUD, TPQ, dan formal (MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/SMK) dan Madrasah Diniyah (Madin) yang ada di seluruh wilayah Indonesia, bahkan yang di pelosok-pelosok Nusantara.

Jika Maarif NU fokus pada pengembangan kelembagaan dan tata kelola lembaga pendidikan yang modern dan profesional, maka Pergunu bergerak di wilayah yang lebih spesifik, yaitu: penguatan profesi guru.

Penguatan ideologi Aswaja Nahdliyyah, pelatihan dan pengembangan riset, penerbitan majalah, buletin, dan jurnal, penyelenggaraan lomba dan pemberian reward kepada guru berprestasi, dan advokasi profesi guru dari celah hukum yang kadang menakut-nakuti profesi guru ketika menangani anak bermasalah, adalah program-program Pergunu yang harus dioptimalkan realisasinya demi masa depan guru yang lebih baik. Lebih baik dari itu, problem kesejahteraan menjadi masalah krusial yang selalu menjadi bahan perbincangan, khususnya guru-guru Madin yang tidak jelas kucuran dananya dari pemerintah.

Pengalaman penulis mengelola lembaga pendidikan Tsanawiyah dan Aliyah NU Luthful Ulum di Wonokerto Pasucen Trangkil Pati menunjukkan pengembangan SDM guru menjadi masalah utama yang berbanding lurus dengan kesejahteraan guru. Kedua persoalan ini harus diupayakan solusinya secara berimbang supaya masa depan guru menjadi lebih baik.

Guru tidak menjadi sampingan, tapi benar-benar menjadi profesi utama, sehingga segenap jiwa dan raga guru diabdikan untuk mengembangkan kualitas kader-kader muda masa depan bangsa yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa ini di masa depan.

Guru-guru NU harus menjadi sosok yang dinamis dan produktif yang mampu membangun kemajuan bangsa. Kapasitas spiritual, moral, sosial, intelektual, dan renaisans ditingkatkan untuk mengukir karakter anak-anak bangsa menjadi kader yang moralis, pancasialis, nasionalis, dan patriotis demi kejayaan Indonesia yang dirindukan.

Jayalah Guru NU, Jayalah Indonesia

Demikian Guru NU Harus Menjadi Dinamis dan Produktif. Semoga bermanfaat untuk pembaca semuanya.

Penulis: Jamal Ma’mur Asmani, Pengurus RMI NU Jawa Tengah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *