Oleh: Wasna Arif Mahmudi, Penikmat Kajian Keagamaan, Tinggal di Bantul
Orang-orang yang cerdas ketika melihat dunia, akan memandang dunia ini, dengan pandangan i’tibar, bukan dengan pandangan cinta dan senang terhadap dunia. Begitulah orang-orang shalih menilai dan memandang dunia ini.
Suatu hari Saad bin Abi Waqash berkunjung kepada Rasulullah Saw., sesampainya di kediaman Rasulullah Saw., Saad bin Abi Waqash ditanya oleh Rasulullah Saw., “Wahai Saad, dimanakah engkau sekarang ?”.
Saad bin Abi Waqash menjawab “Saya berada di tengah hutan belantara, di antara kaum yang semangat hidupnya untuk mencapai kenikmatan perut dan kesenangan kelaminnya.” Kemudian Rasulullah Saw., bersabda “apakah engkau mau aku beritahu hal yang lebih mengherankan daripada itu ?”.
Saad bin Abi Waqash menjawab “Tentu wahai Rasulallah”
Rasulullah Saw., menjelaskan “Yaitu ada orang yang tahu terhadap kondisi kaum sebagaimana yang kamu sampaikan dan dia mengingkari terhadap perbuatan kaum itu, namun selanjutnya orang tersebut melakukan perbuatan sebagaimana perbuatan kaum itu, yaitu semangat hidupnya untuk mencapai kenikmatan perut dan kesenangan kelaminnya.”
Baca Juga: Pesan Luqman Kepada Putranya dan Bahaya Hidup Menganggur
Syaikh Sufyan Atsauriy Ra. berkata “Orang yang bisa berfikir dan mengambil ‘ibrah / pelajaran dari dunia maka baginya tidak berkurang amal shalihnya.”
Ketika Hatim al-Ashom ditanya “Kapan diantara kita, termasuk golongan orang yang mengambil i’tibar dari dunia ?”
Syaikh menjawab “Yaitu ketika tahu dan menyadari bahwa setiap segala sesuatu di dunia itu akhirnya mengalami kerusakan dan para pemiliknya akan kembali menjadi debu.”
Bahkan dilain waktu Syaikh Hatim al Ashom berkata “Ketika dari rumahnya keluar jenazah, dia tidak sanggup mengambil ibrah / pelajaran dari kondisi itu, maka tidak ada manfaat baginya ilmu, hikmah dan mau’idhah.”
Syaikh Malik bin Dinar berkata “Barangsiapa kedua mata kepalanya dan mata hatinya tidak melakukan i’tibar dunia ini, tempat tinggal sementara sampai pada akhirat, tempat tinggal abadi, maka mata hatinya masih terhijab dan sedikit amal shalihnya.”
Syaikh Ahmad bin Harb, berkata “Bumi ini merasa heran terhadap orang-orang yang selalu tidur beralaskan dirinya, begitu juga bersetubuh beralaskan dirinya, bumipun berkata ‘Wahai anak Adam, apakah kalian tidak berfikir berapa lama kamu rusak dalam diriku tanpa alas apapun.’ Bumi juga heran kepada orang-orang yang saling tidak berhubungan baik karena beberapa potong bumi saja, dan bumi pun berkata “Apakah engkau tidak berfikir, tentang orang-orang terdahulu yang memiliki banyak tanah namun tidak menempatinya.”
Apa pandangan kita terhadap dunia ?