Demi Perjuangan, Kami Tidak Akan Pernah Diam Hingga Titik Darah Penghabisan

GP Ansor Desak Pemerintah Perhatikan Pesantren Saat New Normal

Dia anak kyai Rembang. Ayahnya bernama KH. Muhammad Cholil Bisri, seorang Yai Sepuh NU yang sangat dicintai santri-santrinya. Kami memanggilnya Gus Yaqut, nama lengkapnya adalah H. Yaqut Cholil Qoumas

Anak ulama harismatik yang bisa tidak bisa harus berhadapan dengan kaum radikal, bahkan dalam keadaan ringan atau berat harus siap berbenturan dengan kaum keras kepala yang hendak menggeser ideologi Indonesia ber-Pancasila menjadi Negara Khilafah, telah bertekad tidak akan mundur barang sejengkal pun demi menjaga kedaulatan sekaligus marwah bangsanya.

Demi Allah, aku menjadi saksi atas dirinya, ketika aku mengklaim diriku sebagai seorang santrinya, dia berkata: “Jangan, engkau jadi sahabatku saja.” Saat aku mengutarakan pahit getirnya perjuangan para Banser, dengan linangan air mata dia berkata: “Semoga perjuangan kami mendapat Ridlo Allah swt.” Gus Ini Malaikat apa Manusia, duh Gusti Allah Pengeran kulo?!

Manusia bukan sembarangan ini, sama sekali tidak menunjukkan siapa dirinya?! Yang sebenarnya dia adalah salah satu anak terbaik bangsa Indonesia yang kini, paling menjadi sorotan penting oleh para pemuka agama di dunia. Kenapa? Karena peran dia saat ini menjadi babak penentu soal Indonesia akan tetap menjadi bangsanya sendiri, atau akan bernasib mengenaskan seperti Syiria.

Gus! Jika engkau berikrar, andai saja ada kezaliman yang membuat selembar rambut Banser turun kebumi dan engkau berjanji tak akan diam. Maka aku dan seluruh sahabat-sahabatku bertekat, jika saja setetes keringatmu jatuh ke tanah karena pembelaanmu terhadap kami, maka kami tidak akan pernah diam hingga titik darah penghabisan.

(Penulis: Tamara Zakieka Abdullah)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *