Cara Menata Hati Menurut KH Mahrus Aly Lirboyo.
KH Mahrus Aly Lirboyo Kediri adalah sosok ulama besar yang punya kharisma luar biasa. Kiai Mahrus berasal dari Cirebon, masih keturunan Kanjeng Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Ilmunya dikenal sangat luas, ilmu kebijaksanaannya sangat tinggi, dan pergaulannya luas di berbagai lapisan masyarakat.
KH Mahrus Aly pernah menjadi Rais Syuriah PWNU Jawa Timur. Bahkan beliau pernah mau dipilih jadi Rais Aam PBNU, tapi beliau menolak dengan tegas. Bahkan kalaupun malaikat datang sekalipun, Kiai Mahrus tak mau dipilih jadi Rais Aam. Itulah bentuk tawadlu’nya Kiai Mahrus.
Pada suatu hari, tahun 1975. Dalam ngaji pasanan di bulan Ramadhan, KH Mahrus Aly menjelaskan tentang طول الامل (pikiran yang muluk-muluk). Di hadapan para santri, Kiai Mahrus menjelaskan dengan luar biasa.
“Aku mbiyen ora muluk-muluk pengen dadi wong terhormat. Dadi wong sugih koyo sing mbok delok sak iki.” (saya dulu tidak muluk-muluk pengen jadi orang terhormat. Jadi orang kaya seperti yang kamu lihat saat ini.)
“Tapi aku wedi nek aku dadi wong goblok, terus wedi dadi wong mlarat terus. Mulakno aku sregep ngaji, sregep kerjo, terus dadine aku koyo sing mbok delok sak iki.” (tapi saya takut kalau saya jadi orang bodoh, juga takut kalau jadi orang melarat (miskin) terus. Makanya, saya rajin belajar, rajin kerja, akhirnya jadi seperti yang kalian lihat saat ini.)
“Lha, nek santri lumuh ngaji lumuh sinau lumuh kerjo tapi pengene mbesok dadi wong terhormat wong sugih iku jenenge طول الامل / pikiran muluk-muluk alias panjang angan-angan.” (Lha, kalau santri malas ngaji, malas belajar, malas kerja, tapi inginnya besok jadi orang terhormat, itu namanya pikiran muluk-muluk alias panjang angan-angan.)
Demikian yang ditegaskan KH Mahrus Aly Lirboyo Kediri.
Ini menjadi cambuk buat kita semua. Jangan bercita-cita wah setinggi langit kalau tidak mau belajar sungguh-sungguh. KH Mahrus sudah membuktikan dengan rajin belajar, akhirnya menjadi ulama’ besar yang jadi rujukan umat saat itu.