Cara Memaknai Kewalian Menurut KH Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.
KH Ali Maksum Krapyak Yogyakarta adalah sosok ulama besar pada jamannya. Ilmunya luas, hatinya penuh kasih sayang kepada sesamanya. Terkait cara memaknai kewalian, KH Ali Maksum Krapyak sangat berhati-hati dalam membaca siapa saja yang disebut orang sebagai wali. Padahal, Kiai Ali Maksum adalah seorang ulama besar, Mbah Maksum Lasem, yang dikenal sebagai waliyullah pada jamannya.
Kiai Ali Maksum adalah Rais Aam PBNU tahun 1981-19845. Kiai Ali Maksum dikenal juga sosok guru yang melahirkan kiai besar setelahnya, seperti Gus Dur, Gus Mus, Kiai Said Aqil Siraj, Kiai Kholil Bisri Rembang, Kiai Masduqi Mahfudz Malang, dan lain sebagainya. Cara mengajar Kiai Ali Maksum diakui sangat membekas di hati para santrinya, sehingga selalu dikenang sepanjang masa.
Kiai Ali Maksum selalu menjadi rujukan umat dalam menghadapi berbagai persoalan, khususnya para santri Krapyak. Saat itu, banyak santri dan masyarakat yang begitu mudah menyebut seseorang yang nyleneh dan nyentrik sebagai wali (kekasih Allah) dan orang nyentrik itu sering dianggap memiliki banyak karomah. Karena fenomena itu, Kiai Ali Maksum memberikan pemaknaan dan penjelasan kepada santri dan masyarakat terkait label jadi wali.
Berikut ini penjelasan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) tentang pendapat Kiai Ali Maksum dapat memaknai kewalian. Penjelasan ini ditulis oleh Zia Ul Haq, alumni Madrasah Huffadz Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Berikut ini selengkapnya.
KASIHAN
Oleh: KH Mustofa Bisri
Penjelasan Cara Memaknai Kewalian Menurut KH Ali Maksum Krapyak Yogyakarta ini ditulis Zia Ul Haq pada Senin, 3 Agustus 2020 dalam status facebooknya. Semoga memberikan manfaat kepada kita semua.