Biografi Singkat Waliyullah Syekh Hisyam Kabbani Amerika

Latar Belakang Syaikh Hisyam Kabbani

Syaikh Hisyam adalah keturunan Rasulullah Saw. baik dari jalur ayah dan ibunya (al-Hasani al-Husaini). Dari istrinya, Hj. Nazihe Adil yang merupakan putri Syaikh Nadzim al-Haqqani, beliau dikaruniai 3 putra dan 1 putri, serta beberapa cucu yang semuanya menetap di Fenton, Michigan.

Sejak usia 15 tahun, beliau telah menemani Syaikh Abdullah ad-Daghestani dan Syaikh Muhammad Nadzim al-Haqqani, syaikh agung Thariqat Naqsyabandi yang mulia di masa ini. Beliau banyak melakukan perjalanan ke segala penjuru di Timur Tengah, Eropa, dan Timur Jauh untuk menemani syaikhnya.

Hijrah Syaikh Hisyam Kabbani di Arab Saudi

Beliau termasuk ulama yang menguasai berbagai macam bahasa, terutama beberapa dialek bahasa Arab, beliau menguasai secara aktif. Juga berbagai bahasa lain seperti bahasa Turki, Perancis, Inggris, Belanda dan Urdu.

Beliau sempat cukup lama tinggal di Arab Saudi sebagai manajer dan dokter specialis (MD) pada beberapa rumah sakit ternama di Jeddah dan Madinah. Bersamaan dengan hal tersebut beliau banyak belajar dari para imam dan mursyid Thariqah baik di Madinah maupun Makkah al-Mukarramah.

Atas perintah Syaikh Nadzim Adil Haqqani beliau telah menyelesaikan beberapa khalwat bervariasi diantara empat puluh hari hingga enam bulan. Diantaranya dilakukan di Madinah dekat Masjid Nabawi serta di Yaman dan Jordania.

Hijrah Syaikh Hisyam Kabbani di Amerika

Pada tahun 1991 atas perintah Syaikh Nadzim Haqqani, Syaikh Hisyam melangkahkan kakinya untuk memulai dakwah di benua Amerika. Pada saat itu beliau memulai di California bertujuan untuk menyebarluaskan ajaran Islam sesuai yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw. dan para sahaba, yakni dakwah dengan lembut penuh kasih sayang dan ketinggian akhlak. Sejak saat itu pula beliau ditahbiskan sebagai khalifah Syaikh Nadzim Adil Haqqani an-Naqsyabandi di benua Amerika.

Di negeri Paman Sam tersebut Syaikh Hisyam mendirikan yayasan Thariqat Naqsyabandi. Sejak saat itu, beliau telah membuka 13 pusat sufi di Kanada dan Amerika Serikat.

Sampai tahun 1998 telah banyak pusat-pusat suluk atau zawiyyah (retreat centers) didirikan di Amerika, misalnya di California (L.A, San Fransisco, San Jose, Hollywood, Beverly Hills, Los Altos, Oakland), Toronto, New York, Michigan dan Washington D.C. Pusat-pusat dakwah, mushalla dan zawiyyah didirikan di lokasi-Iokasi yang beliau rasakan diperlukannya proses dakwah spiritual Islam secara kontinu dan terbimbing. Hingga saat ini tumbuh pusat-pusat sufisme di seluruh kota di Amerika Utara, Amerika Serikat dan Amerika Selatan.

Banyak dari para tokoh non Muslim, para pendeta dan pastur yang berhasil diislamkan oleh beliau. Tercatat hingga kini lebih dari 100.000 non Muslim di Amerika dan sekitarnya telah disyahadatkan oleh beliau, dibimbing melaksanakan rukun Islam (syari’ah), dalam hal spiritual (iman dan ihsan) menjadi pengamal Thariqat Naqsyabandi al-Haqqani.

Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani ar-Rabbani membimbing dan membawa bangsa Barat, bangsa Maghribi, atau bangsa Rum (Bani Ishaq) masuk ke dalam Islam dan ratusan ribu non muslim mengenal keindahan Islam melalui tasawuf dan akhirnya mereka memasuki Islam yang penuh kedamaian dan keindahan.

Tak seorang pun wali lainnya yang diberikan izin otoritas penuh untuk dapat menjumpai presiden, raja, pemimpin negara Barat, dan rakyat mereka, untuk membawa mereka menuju Islam, selain Syaikh Hisyam Kabbani. Dan inilah karamah beliau yang paling utama.

Syaikh Hisyam aktif memberikan ceramah, dan hadir di banyak konferensi dalam usaha perjalanan dakwah beliau selama ini. Tempat-tempat yang banyak beliau kunjungi adalah universitas dengan melaksanakan diskusi ilmiah tentang keislaman atau dialog interfaith, misalnya di UC Berkeley, McGill University, UCLA, University of Stanford, Harvard, University of Toronto, Howard University, University of Montreal, Universityof Chicago, SUNY, UC San Diego, dan lain sebagainya.

Beliau telah mengajar di sejumlah universitas, seperti the University of Chicago, Columbia University, Howard, Berkeley, McGill, Concordia dan Dawson College. Demikian pula dengan sejumlah pusat keagamaan dan spiritual di seluruh Amerika Utara, Eropa, Timur Jauh dan Timur Tengah.

Misi Syaikh Hisyam Kabbani di benua Amerika adalah untuk menyebarkan ajaran sufi dalam konteks persaudaraan umat manusia dan kesatuan dalam kepercayaan kepada Tuhan yang terdapat dalam semua agama dan jalur spiritual. Usahanya diarahkan untuk membawa spektrum keagamaan dan jalur-jalur spiritual yang beragam ke dalam keharmonisan dan kerukunan, dalam rangka pengenalan akan kewajiban ummat manusia sebagai khalifah Tuhan di bumi ini.

Misi Syaikh Hisyam yang jauh melampaui target di Amerika adalah kontribusinya yang unik terhadap usaha umat manusia dalam mencapai takdir tertingginya, yaitu kedekatan dengan Tuhannya. Usaha beliau untuk membawa kesatuan hati dalam gerakannya menuju inti Ilahi merupakan warisan terbesarnya kepada dunia Barat.

Beberapa posisi yang beliau duduki di Amerika saat ini antara lain:

Ketua Islamic Supreme Council of America (ISCA).Ketua The Muslim Magazine.Ketua As-Sunnah Foundation of America.Penasihat dalam Unity One (sebuah organisasi yang ditujukan untuk perdamaian antar-gang di Amerika).Penasihat dalam Human Rights Council.Penasihat dalam American Islamic Association of Mental Health Providers.Penasihat dalam Office of Religious Persecution, US Department of State.Ketua Council of Muslim Leadership.Pimpinan Naqsyabandi Haqqani Sufi Order.Ketua Kamilat Muslim Womens Organization.

Tak ada satupun negara di Eropa yang tidak memiliki perwakilan Naqsyabandi Haqqani. Rusia, Jepang, Malaysia, Singapore, Indonesia akan selalu dapat ditemui murid Naqsyabdni Haqqani hingga ke Australia dan Afrika.

Kunjungan Syaikh Hisyam Kabbani di Indonesia

April tahun 1997 beliau untuk pertama kalinya mengunjungi Indonesia. Kunjungan kedua dan ketiga dilaksanakan pada tahun 1998 dan 2000. Perjalanan dakwahnya di Indonesia terbilang baik dan mulus, ditandai dengan didirikannya Zawiyah Naqsyabandi Haqqani. Pertama kalinya zawiyah tersebut didirikan di wilayah Kampung Melayu, Jakarta.

Yayasan Haqqani Indonesia telah didirikan sejak tahun 2000 sebagai cabang Haqqani Foundation International yang sudah tersebar di beberapa negara. Yayasan mempunyai fungsi sebagai payung kegiatan yang bersifat spiritual dan non-spiritual.

Sampai saat ini murid beliau di Indonesia tersebar di pelosok Jakarta, Bandung, Sukabumi, Cililin, Nagrek, Pekalongan, Semarang, Tuban, Surabaya, Batam, Aceh, Padang, Bukittinggi, Bali dan lain-lain, yang semuanya terwadah dalam suatu keluarga besar Jamaah Thariqat Naqsyabandiyyah al-Haqqaniyyah yang dalam keorganisasiannya dikelola Yayasan Haqqani Indonesia.

Puluhan ribu santri beserta para pimpinan Pondok Pesantren di Cililin (Ponpes. Al-Bidayah), Nagrek Cicalengka (Ponpes. Al-Falah) dan Wonopringgo Pekalongan (Ponpes. At-Taufiqy) menyerahkan baiat Thariqat Naqsyabandi al-Haqqani kepada beliau, atas nama Syaikh Muhammad Nadzim Adil Haqqani an-Naqsyabandi.

Pendidikan Syaikh Hisyam Kabbani

Semenjak kecil beliau telah didik oleh kedua orangtuanya dalam nuansa lingkungan yang harmonis religius.

Kemudian menginjak usia 10 tahun, beliau telah dititipkan oleh orangtuanya kepada Syaikh Abdullah ad-Daghestani dan Syaikh Muhammad Nadzim al-Haqqani. Beliau banyak belajar dan mendapatkan bimbingan langsung dari dua guru utamanya tersebut.

Dalam bidang tasawwuf, ilmu tafsir al-Quran dan ma’rifah beliau dibimbing langsung oleh Grand Syaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani dan Syaikh Muhammad Nadzim Adil Haqqani, selama kurang lebih empat puluh tahun. Dalam latihan spiritual yang cukup lama dan sulit ini, menjadikan dirinya memiliki kualitas kebijaksanaan, cahaya spiritual dan akhlak mulia dan rasa tulus yang tinggi, yang kesemuanya merupakan perkara penting bagi seorang Master Sejati di jalan Sufi.

Dalam usianya yang relatif muda, 15 tahun, beliau telah menemani Syaikh Abdullah ad-Daghestani dan Syaikh Muhammad Nadzim al-Haqqani, dalam banyak perjalanan kedua gurunya tersebut ke segala penjuru di Timur Tengah, Eropa dan Timur Jauh.

Latar belakang pendidikan formal beliau diawali dengan bidang Kimia di American University of Beirut. Selanjutnya beliau melanjutkan studi dalam bidang Kedokteran Specialis anak di University of Louvain, Belgia. Semua diselesaikan dalam waktu yang singkat. Beliau juga sempat menyelesaikan gelar masternya dalam bidang Syari’ah Islam dari al-Azhar University, Damaskus, Syria.

Karya-karya Syaikh Hisyam Kabbani

Beberapa tulisannya yang telah dipublikasikan secara internasional antara lain: Classical Islam and the Naqshbandi Sufi Tradition.Naqshbandi Sufi Way: the Story of Golden Chain.Angels Unveiled-Sufi Perspective (Dialog dengan para Malaikat, diterbitkan Hikmah).Pearls and Coral (2 jilid).Encyclopedia of Islamic Doctrine (1500 halaman terbagi dalam 7 jilid).The Permissibility of Mawlid.“Salafi” Movement Unveiled (Tasawuf dan Ihsan, Energi Dzikir dll. dalam 7 jilid).Approaching to Armageddon (Kiamat Mendekat, diterbitkan Serambi).Liberating The Soul.The Footstep of Saints.Dan ratusan buku lainnya dalam berbagai bahasa.

Beberapa Prestasi Besar Syaikh Hisyam Kabbani

Di Amerika Serikat dan Kanada:

  1. Founder, lebih dari 35 pusat studi Islam di Amerika dan Kanada. Founder, Pusat Penyembuhan Islami pada suatu peternakan Seluas 200-Acre di Michigan.Founder, Islamic Supreme Council of America (ISCA), suatu organisasi pendidikan untuk penyebaran materi informative tentang Islam dan pengenalan Islam dari sudut pandang kesarjanaan yang otentik tentang permasalahan dunia.
  2. Mendirikan cabang Haqqani Educational Foundation-Amerika, untuk mengenalkan ajaran fundamental Islam, termasuk toleransi, saling menghargai dan kedamian
  3. American Muslim Assistance Relief Organization, yang giat membantu fakir miskin, yatim piatu dan pengungsi di Amerika dan di seluruh dunia

Di Eropa, Timur Jauh dan Timur Tengah

  1. Kerjasama erat dengan pemerintahan dan rakyat Uzbekistan untuk menegakkan praktek-praktek Islam tradisionil dan mencegah bertambahnya orang-orang radikal di daerah
  2. Pembicara dan Penasehat, Inter-Religious Organization, Singapore.Beraktivitas pada tingkat politik tertinggi untuk mendukung bantuan di Bosnia, Kosova, Afghanistan, Iraq, Lebanon dan Somalia.Berperan dalam inisiatif perdamaian di Timur Tengah, Bosnia, Kashmir, Afghanistan dan Kosova.Membantu pembebasan tahanan politik dan tahanan lain di seluruh dunia

Pencapaian Syaikh Hisyam Kabbani dari Tahun 1998-2010

Maret 2010: Melaksanakan perjalanan ke Ghana, Pantai Gading dan Kenya untuk bertemu dengan para ulama dan tokoh masyarakat membicarakan tentang pelestarian kebudayaan tradisional Muslim. Bertemu dengan presiden Pantai Gading, Laurent Gbagbo, dan Perdana Menteri Kenya, Raila Amolo Odinga untuk membahas tentang kebangkitan radikalisme Islam di Afrika dan penghancuran budaya kuno Muslim.

2009: Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. bersama Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, dan dihadiri sekitar 250.000 jamaah di Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara.April 2009

November 2008: Bertemu Perdana Menteri Sri Lanka, Rathnasiri Wickramanayake, untuk membahas bagaimana dan bantuan apa yang diperlukan oleh umat Muslim terkait dengan situasi terkini di Sri langka

2007: Menjadi tamu pribadi bagi Kolonel Qaddafi di Libya untuk membicarakan bagaimana membatasi ancaman radikalisme Islam

Juni 2006: Bertemu dengan Yang Mulia Pangeran Charles untuk berdiskusi tentang pentingnya Sufisme dalam Islam dan mempromosikan spiritualitas universal yang ada di antara seluruh manusia.

Juli 2005 dan Januari 2006: Mengadakan pertemuan-pertemuan pribadi dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk memperkuat proyek-proyek bersama secara berkesinambungan pada “Rehabilitasi Jihad” bagi kaum muda Indonesia.

Desember 2004: Pembicara utama dan tuan rumah Konferensi Internasional para Ulama dan Aktivis di Jakarta, Indonesia mengusung tema “Islam and Civil Society in the 21st Century: A Path to Transformation” (Islam dan Masyarakat di Abad ke-21: Sebuah Jalan menuju Perubahan)

Yang di hadiri Keluarga dan Pengembangan Masyarakat Malaysia Dato Seri Shahrizat Abdul Jalil, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai Lembaga Non Pemerintah terbesar di Indonesia, KH. Hasyim Muzadi,

Juli dan Oktober 2003: Memimpin 2 delegasi internasional ke Indonesia dan Malaysia untuk bertemu dengan pemerintah dan para pemimpin agama sebagai bagian dari kampanye menentang keekstriman dalam beragama; memberikan ceramah di hadapan lebih dari 100.000 orang Muslim di Masjid Istiqlal Indonesia, menyerukan toleransi beragama, dan membuka sebuah institut baru yang didedikasikan bagi pengajaran Islam klasik.

Februari 2002: Menandatangani Memorandum of Understanding (Memo Kesepahaman) dengan Menteri Negara Indonesia pada pembangunan infrastruktur lembaga sipil dan mempromosikan Islam tradisional.

Mei 2001: Memimpin ISCA Asian Tour ke Malaysia, Singapura, Indonesia, Sri Langka, Pakistan dan Jepang.

September 2000: Sebagai utusan dalam konferensi UNESCO pada dialog lintas agama di Uzbekistan.

1 Februari 1999: Ditunjuk sebagai perwakilan pemeluk Islam pada konferensi Wakil Presiden Al Gore yang bertema “Corruption in Government”

1998: Ketua 2nd International Islamic Unity Conference (Konferensi Internasional Kedua Persatuan Islami) di Washington, DC.

 

Penulis: Mukhlisin.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *