Biografi Lengkap Tuan Guru Muhammad Bakhiet Al Banjari

Biografi Lengkap Tuan Guru Muhammad Bakhiet Al Banjari

Biografi Lengkap Tuan Guru Muhammad Bakhiet Al Banjari

Nama lengkapnya ialah Muhammad Bakhiet, “Muhammad” sendiri artinya dipuji, sedangkan “Bakhiet” artinya sangat beruntung. Muhammad Bakhiet sering dipanggil Guru Bakhiet. Guru Bakhiet lahir di desa Telaga Air Mata (Kampung Arab) Barabai (Kabupaten Hulu Sungai Tengah) pada tanggal 1 Januari 1966. Ayahnya bernama (Tuan Guru) Ahmad Mughni dan ibunya bernama Hj. Zainab. Ia memiliki 7 saudara, 1 laki-laki dan 6 perempuan.

Ayah Guru Bakhiet adalah seorang Syeikh Ahmad Mughni. Alasan beliau memberikan nama Muhammad Bakhiet karena senang dengan nama-nama ulama besar, sehingga Muhammad Bakhiet diambil dari nama seorang ulama besar di Mesir. Guru Bakhiet di lahirkan dan dibesarkan dari kedua orang tua yang sangat taat beragama. Ibunda Guru Bakhiet bernama Hj. Zainab binti Usman, sedangkan ayahanda Guru Bakhiet adalah seorang ulama besar yang sangat masyhur di zamannya, yang sangat, `ālim, `ābid, dan wara`, serta zuhud, yaitu Fadhilatusy Syekh Ahmad Mughni bin Syekh Isma`il bin Syekh Muhammad Thahir bin Syekh Syihabbuddin. Syekh Syihabbuddin ini menurut sumber-sumber yang dipercaya adalah putera dari Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari pengarang kitab Sabilal Muhtadin yang banyak diajarkan di berbagai wilayah dan penjuru Asia Tenggara. Adanya darah ulama yang secara berkesinambungan mengalir dalam darah leluhur hingga diri Guru Bakhiet, maka tidaklah mengherankan jika ia kemudian menjadi salah satu ulama Banjar kontemporer terkemuka dan berpengaruh di Kalimantan Selatan. Guru Bakhiet mewarisi bakat keulamaan dari ayah, kakek, dan leluhurnya. Apalagi kemudian pendidikan yang diperolehnya dari sejumlah ulama termasuk ayahnya sendiri semakin membentuk bakat keulamaannya.

Riwayat Pendidikan KH. Muhammad Bakhiet, AM

Pendidikan yang ditempuh Guru Bakhiet selain menimba ilmu dari orang tua yaitu: Sekolah Dasar hingga kelas IV (1972-1976 M). Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih, kurang lebih tiga tahun (1977- 1980 M). Pondok Pesantren Darussalam, Martapura, kurang lebih setengah tahun (1980 M). Madrasah Islam Darussalamah, Bangun Jaya, Martapura, kurang lebih satu setengah tahun (1980-1981 M). Setelah beberapa tahun di Martapura, Guru Bakhiet kembali ke Barabai. Di tempat kelahirannya ini Guru Bakhiet kembali belajar kepada ayahnya, Ahmad Mughni, juga belajar kepada Tuan Guru Abdul Wahab pada bidang fiqih, H. Hasan dan H. Saleh pada bidang ilmu Nahwu. Pendidikan Guru Bakhiet tidak hanya ditempuh di Kalimantan Selatan, ia juga pernah belajar ke Jawa Timur (Bangil).

Biografi Lengkap Tuan Guru Muhammad Bakhiet Al Banjari

Guru-Guru KH. Muhammad Bakhiet, AM

Diantara guru-guru Guru Bakhiet adalah:

Di Barabai yaitu :

  • Ayahanda beliau, alm. Tuan Guru H. Ahmad Mughni (Lahir di Negara 1327 H atau 1910 M., Wafat di Barabai 10 dzul hijjah 1414 H/1994 M), yang dikatakan oleh TG. H. Ibad (Baderi) dan TG.H. Mahfuzh Amin (Pamangkih) sebagai “Waliyullah”.
  • Tuan Guru H. M. Shaleh bin TG. H. Sabran (Lahir di Barabai tahun 1941, Wafat di Barabai tahun 15/02/1983 M bertepatan 02 jumadil akhir 1403 H). Beliau adalah menantu oleh ayahanda, yaitu suami dari alm. Hj. Bulqis. Dengan ulama ini Guru Bakhiet belajar kitab Ibnu Aqil syarah Alfiah Ibnu Malik dalam bidang ilmu nahwu.
  • Syaikhuna Tuan Guru H. Hasan Ahmad. Dengan ulama ini Guru Bakhiet pernah ikut belajar satu kali kitab Riyadhush Shalihin.
  • Syaikhuna Tuan Guru H. Abdul Wahhab bin Marzuqi, seorang ulama ahli Fiqih dan Faraidh.

Di Ponpes Ibnul Amin Pamangkih antara lain;

  • Al-‘Allamah az-Zahid Muassis al-Ma’had, Tuan Guru H. Mahfuz Amin (Lahir tahun 1914, Wafat tahun 1995), guru Guru Bakhiet di bidang ilmu falak.
  • TG. H. Asri Hasyim, guru yang paling berperan.
  • Najamuddin
  • H. Yusri Fauzi, guru pertama Guru Bakhiet di PP Ibnul Amin

Di Martapura, yaitu;

  • Al-‘Alimul ‘Allamah an-Nahwi al-Fadhil Abuya Tuan Guru HM. Syukri Unus (Lahir di Amuntai 1948).
  • Syaikhuna Al-‘Alim Ar-Rabbani, al-‘Arif Billah, Tuan Guru HM. Zaini Abdul Ghani (Lahir di Martapura 1942, Wafat di Martapura 2005). Dengan ulama ini diantaranya Guru Bakhiet belajar kitab Ajrumiah dalam bidang ilmu nahwu, al-Adzkar karya Imam Nawawi, dan lain-lain.
  • Al-‘Allamah al-Musnid ad-Da’iyah al-Habib Abul Hasan Abu Bakar bin Hasan bin Abu Bakr bin Abdullah Alattas az-Zabidi al-Hindi).
  • H. Imran yang bertempat tinggal di belakang MIS Darus Salamah, guru Guru Bakhiet di bidang ilmu tajwid.

Di Pulau Jawa, yaitu:

  • Al-Habib al-Mukasyaf Shahibul karamat, Zen bin Ahmad Alaydrus (Wafat di Surabaya 6 shafar 1428 H).
  • Al-‘Allamah Al-Habib Anis bin ‘Alwi bin ‘Ali bin Muhammad alHabsyi (Lahir di Garut 1928, Wafat di Solo 2006).

Di Haramain (Makkah dan Madinah)

  • Musnid Zamanih wa Farid Awanih al-‘Allamah al-Syekh AsSayyid Muhammad Yasin bin Muhammad ‘Isa al-Fadani al-Makki alHasani (Lahir di Makkah 1915, Wafat di Makkah 1990).
  • Al-‘Allamah al-Faqih al-Habib Zen bin Ibrahim bin Sumaeth, guru besar thariqah ‘alawiyah.
  • Syaikhuna Al-‘Allamah al-Faqih al-Muhaddits al-Murabbi asSayyid Abu ‘Alawi Hamid bin ‘Alawi bin Salim bin Abu Bakar al-Kaf (Lahir di Banjarmasin 1927, Wafat di Makkah pada hari Ahad 22/11/2015).

Pemikiran dan Kontribusi KH. Muhammad Bakhiet, AM KH.

Muhammad Bakhiet, akrab dipanggil Guru Bakhiet adalah salah seorang ulama terkemuka dan berpengaruh di Kalimantan Selatan saat ini. Ia adalah mursyid Tarekat ‘Alawīyah, pimpinan Majlis Taklim dan Pondok Pesantren Nurul Muhibbin di Kalimantan Selatan. Tarekat ‘Alawīyah yang diikuti oleh Guru Bakhiet merupakan kombinasi dari Tarekat Ghazāliyah dan Syażiliyah. Tarekat Ghazāliyah lebih menekankan olah fisik (riyāḍah badāniyah) seperti puasa, qiyām al-lail, khalwat, dan sejenisnya; Tarekat Syażiliyah lebih menekankan olah batin (riyāḍah bāṭiniyah) seperti ikhlas, menjauhi riya’, refleksi diri (tafakkur) dan sebagainya. Tarekat ‘Alawīyah menyeimbangkan dua aspek esensial dari kedua tarekat tersebut. Karena itu, tarekat ini adalah tarekat ilmu dan amal yang seimbang. Dalam konteks Islam Nusantara, tasawuf yang diikuti oleh Guru Bakhiet adalah neo-sufisme sebagaimana telah dirumuskan oleh para ahli dalam literatur kajian taswuf. Menurut Fazlur Rahman selaku penggagas istilah ini, neosufisme adalah Reformed Sufism, sufisme yang telah diperbarui. Neo-sufisme secara singkat dapat dikatakan sebagai upaya penegasan kembali nilai Islam yang utuh, yakni kehidupan yang berkeseimbangan dalam segala aspek kehidupan dan dalam segi ekspresi kemanusiaan.

Demikian Biografi Lengkap Tuan Guru Muhammad Bakhiet Al Banjari. Semoga bermanfaat.

Ditulis Oleh Joko Susilo, Mahasiswa Magang Program Studi KPI Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran Yogyakarta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *