Apa Ilmu Sejati yang Dicari Santri? Ingat Nasehat KH As’ad Syamsul Arifin.
Ada seorang santri bernama Mahfudz. Santri ini dekat dengan kiainya, yakni KH As’ad Syamsul Arifin, Sukorejo Situbondo. Suatu hari, Kiai As’ad memberikan nasehat kepada Mahfudz perihal ilmu yang sangat penting untuk dimiliki seorang santri.
“Kamu ingin terbang? Gampang! Masa kalah pada burung-burung, padahal manusia lebih mulia daripada burung-burung. Ingin berjalan di atas air? Gampang! Masa kalah pada ikan-ikan, padahal manusia lebih mulia daripada ikan-ikan. Ingin bertengger di atas dedaunan? Apalagi, itu tambah gampang! Masa kalah pada capung, padahal manusia lebih mulia daripada capung,” tegas Kiai As’ad. Mahfudz mendengarkan penuh seksama yang disampaikan kiainya.
“Kapan pun, aku sanggup mengajarimu ilmu-ilmu seperti itu. Saat ini juga, bahkan, aku bisa mengajarimu, dan kau pun pasti langsung bisa. Tapi ilmu semacam itu mau dibuat apa?,” tegas Kiai As’ad, seraya menatap santri itu dengan tatapan kasih sayang.
Kiai As’ad kemudian menggenggam tangan Mahfudz, kemudian berkata dengan suara lirih, namun tetap bertenaga.
“Cong, elmo se kodhu sare ben be’n benni elmo nga’ jeriya, tape elmo beremma abe’ se karaddhuwe ka Pangeran. (Nak, ilmu yang perlu kaucari bukan ilmu semacam itu, melainkan ilmu yang membuat dirimu layak diterima Tuhan)”
Begitulah. Ilmu kanuragan, bagi Kiai As’ad, bukanlah ilmu jurus-jurus tenaga dalam sebagaimana kita ketahui selama ini, melainkan ilmu-ilmu tauhid, yakni ilmu yang dapat mengenalkan manusia kepada Tuhan, hingga akhirnya Tuhan tidak hanya diketahui, tapi dialami. Pengalaman ilahiah dengan nuansa rohani seperti itulah yang diharapkan Kiai As’ad kepada Mahfudz, juga kepada kita semua, agar sampai kepada-Nya; memperoleh rida-Nya. Amin
Penulis: Muhammad Ridwan
_______________
Semoga artikel Apa Ilmu Sejati yang Dicari Santri? Ingat Nasehat KH As’ad Syamsul Arifin di sini
simak artikel terkait Apa Ilmu Sejati yang Dicari Santri? Ingat Nasehat KH As’ad Syamsul Arifin di sini
simak video terkait Apa Ilmu Sejati yang Dicari Santri? Ingat Nasehat KH As’ad Syamsul Arifin di sini