Antara Peneliti dan Pemikir

Pak Faqih

Saya sudah berteman lama di FB dengan Kang Faqih Abdul Kodir, tetapi baru bertemu dengan orangnya malah di Belanda. Kemarin beruntung saya menghadiri presentasinya tentang “mubadalah” di KITLV. Satu kata: keren!

Sebab, agak berbeda dengan presentasi hasil penelitian sosial yang biasa saya ikuti, yang dipresentasikan kemarin adalah hasil refleksi pemikiran teologis dia sendiri tentang gender dalam Islam serta aplikasi praktisnya di lapangan, khususnya di Indonesia.

Dengan kata lain, Kang Faqih menunjukkan dirinya sebagai seorang pemikir, bukan hanya peneliti. Kalau peneliti biasanya hanya menyampaikan apa yang ditemukan di lapangan dan lalu diformulasikan dalam maksim-maksim teoretis tertentu (tetapi yang terakhir ini pun jarang dilakukan), kalau pemikir lebih dari itu.

Pemikir berusaha untuk menawarkan suatu perspektif baru, bahkan disertai rumusan metodisnya, terhadap sesuatu yang biasanya digelutinya dari hari ke hari secara mendalam dan personal. Kemarin saya melihat Kang Faqih seperti itu.

Semoga setelah menulis ini saya diajak makan di restoran Thailand oleh beliaunya.

(Penulis: Amin Mudzakkir, Peneliti LIPI)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *