Amalan yang Menggetarkan Arasy di Malam Lailatul Qadar.
Nasib setiap manusia sejatinya sudah ditetapkan Allah SWT sebelum dia lahir di muka bumi. Namun, karena amalan yang dilakukan orang pada saat menyongsong Lailatul Qadar menyebabkan Arasy bergetar, sehingga Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Berkehendak mengubah suratan takdir-Nya.
Amalan itu ialah merajut kembali tali kasih sayang (silaturrahim), dengan cara bertandang, berkunjung atau datang beranjangsana. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Tsauban, bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Tak akan tertembus takdir kecuali hanya doa, dan tak akan menambah umur kecuali hanya berbuat baik.”
Doa dan amal baik merupakan amalan yang mampu menggetarkan Arasy sehingga Allah SWT Yang Maha Penyayang mengubah takdir manusia. Dua amalan ini dapat dilakukan sekaligus ketika seseorang beranjangsana ke rumah saudara, sanak famili, sahabat, dan tetangganya.
Dalam Tanbih al-Ghafilin, halaman 47 dijelaskan ada seorang ulama ternama bernama al-Dhahhak b. Muzahim, ketika membaca QS. Ar-Ra’d ayat 39: “yamhullaahu maa yasyaa’u wa yutsbitu wa ‘indahu ummul kitab” (Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Dia-lah yang memiliki kitab induk), beliau berkata: “Sesungguhnya seorang yang bersilaturrahim, padahal seharusnya dia akan mati tiga hari lagi, maka Allah panjangkan umurnya menjadi 30 tahun. Sebaliknya orang yang memutus silaturahim, seharusnya umurnya 30 tahun, dipangkas Allah menjadi tinggal 3 hari.”
Ulama generasi tabiin ini berdalih, dengan pendekatan irfaninya, bahwa: ketika Allah menciptakan rahim manusia, Dia berfirman: Aku Maha pengasih (al-rahman) sementara engkau rahim (berlabuhnya kasih sayang). Jika ada orang memutuskan-mu maka Aku akan memutus sifat rahman-ku untuknya. Jika ada orang menyambung-mu maka Aku pertemukan kasih sayang-Ku buat dia.”
Pendapat al-Dhahhak b. Muzahim itu pada dasarnya berkaitan dengan perintah Allah SWT dalam QS. an-Nisaa: 1. “Fattaqullaahal-ladzii tasaa’aluuna bihi wal arhaam” (bertakwalah kepada dzat yang kalian memohon kepada-Nya dan (sambunglah) tali-tali silaturragim). Dalam ayat ini perintah bertaqwa dirangkai dengan perintah (menyambung) tali persaudaraan dan kasih sayang (al-arham).
Jarang-jarang dalam Al-Quran, terdapat perintah taqwa dirangkai dengan perintah lain, terkecuali salah satunya perintah bersilaturrahim. Oleh sebab itu, bersilaturrahim-lah karena nasib-mu insya Allah berubah lebih baik. Kalau-pun kita menjalani “jaga jarak” akibat pandemi Covid 19; Jagalah persaudaraan kita dan jangan meributkan sesuatu, sebab pada saat ini kita ingin menggapai keutamaan Lailatul Qadar.
Penulis: M. Ishom el Saha.
*Demikian tentang Amalan yang Menggetarkan Arasy di Malam Lailatul Qadar, semoga manfaat.