Ini adalah keteladanan dan karomah KH Abdullah Zain Salam Kajen Pati.
1. Mencintai ilmu dan mengamalkannya (حب العلم والعمل به)
Mbah Dullah, panggilan akrab beliau, adalah sosok pengelana ilmu. Sejak kecil sampai akhir hayatnya digunakan untuk belajar, mengajar, dan mengamalkan ilmu. Rihlah ilmiyyah Mbah Dullah mulai dari menghafalkan Al Qur’an pada KH Said Madura, Perguruan Islam Matholi’ul Falah (PIM) Kajen, Hadlratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari Tebuireng, KH Abdul Hamid Pasuruan, dan KH M Arwani Amin Kudus. Perjuangannya merintis pesantren, mengajar santri thariqah dan mengawal PIM menjadi bukti amaliah ilmu beliau.
2. Menggabungkan Al Qur’an dan Kitab Kuning (الجمع بين القرأن والكتب الصفراء)
Mbah Dullah tidak hanya hafidhul Qur’an, tapi juga hamilul Qur’an karena beliau memahami kandungan Al Qur’an dan mengamalkannya. Beliau menguasai Al Qur’an dan Kitab Kuning sekaligus. Ada orang yang menguasai kitab kuning, tapi tidak hafal Al Qur’an atau hafal Al Qur’an, tapi tidak menguasai kitab kuning.
Mbah Dullah menguasai dua-duanya. Beliau menyemak hafalan Al Qur’an para santri, mengajar Tafsir Jalalain, Irsyadul Ibad, Hikam, dan lain-lain. Profile Ulama ini Tidak banyak. Yang sedikit itu antara lain: KH Munawwir Jogja, KH Arwani Amin Kudus, dan KH Abdullah Zain Salam.
3. Istiqamah (استقامة).
Mbah Dullah adalah sosok pendidik yang istiqamah. Beliau menggawangi Perguruan Islam Mathali’ul Falah (PIM) secara istiqamah. Jika ada pendapat bahwa PIM pernah mengalami masa fatrah (kekosongan), karena para kiai bersembunyi dari kejaran Kolonial Belanda-Jepang, itu salah, karena hasil wawancara penulis dengan KH MA Sahal Mahfudh, PIM tidak pernah mengalami masa fatrah karena KH Abdullah Zain Salam tidak pernah keluar dari Kajen sehingga beliaulah yang istiqamah mengawal PIM sampai akhir hayatnya.
Beliau tidak takut kecuali hanya kepada Allah.
Ingat Firman Allah:
الا ان أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون
Ingatlah, sesungguhnya para kekasih Allah tidak ada rasa takut para mereka dan mereka juga tidak merasa susah.
Istiqamah beliau sangat kelihatan dalam menjalankan shalat Jamaah. Dalam keadaan apapun, shalat Jamaah dilakukan. Para santri ditekankan melakukan shalat Jamaah. Dalam shalat Jamaah, Mbah Dullah mendidik kedisiplinan, kebersamaan, dan bertaqarrub kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
4. Menggabungkan usaha lahir dan batin (الجمع بين الظاهر والباطن)
Dalam melakukan sesuatu, misalnya mendidik santri dan Masyarakat, Mbah Dullah menggabungkan usaha lahir dan batin.
Secara lahir, Mbah Dullah mengajar dengan penuh kesungguhan dan kedisiplinan dengan target tinggi.
Secara batin, Mbah Dullah selalu bersedekah dan berdoa serta bertawassul. Para Jamaah pengajian beliau diberi daharan. Para santri sering diberi daharan. Salah satu tujuan sedekah tersebut adalah untuk kesalehan dan keberkahan keluarga, khususnya anak cucu.
Secara lahir, beliau disiplin mengelola PIM Dan PMH Pusat. Beliau didik membimbing guru supaya punya standard akhlak tinggi sebagai teladan agung bagi anak didik.
Secara batin, beliau selalu bertawassul kepada Syaikh Ahmad Mutamakkin. Setiap malam Jumat beliau berziarah di makam Syaikh Ahmad Mutamakkin yang didere’ake para santri dan Masyarakat.
Dalam hal ekonomi, Mbah Dullah secara lahir berusaha. Banyak sekali usaha Mbah Dullah, seperti menjahit dan berdagang.
Secara batin, Mbah Dullah mengedepankan sifat qanaah dan menghindari tamak. Beliau bertawakkal kepada Allah.
Bahkan dalam perjalanan hidup, Mbah Dullah setelah aktif berusaha kemudian memilih maqam tajrid untuk mengajar santri dan mengabdi masyarakat.
5. Aktif di Organisasi Nahdlatul Ulama (الجد والاجتهاد في جمعية نهضة العلماء).
Mbah Dullah adalah santri Pendiri NU, Hadlratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari. Maka bersama para santri Kiai Hasyim, seperti KH Suyuthi Abdul Qadir Guyangan dan KH Muhammadun Abdul Hadi, Mbah Dullah aktif mengembangkan NU.
Beliau aktif mengikuti forum Bahtsul Masail Diniyah dan menghadiri forum-forum Organisasi, seperti Munas-Konbes dan Muktamar NU.
6. Sukses Mendidik Santri (نجاح تربية الطلبة)
Santri-santri Mbah Dullah tampil sebagai pemimpin dan Pengasuh Pondok Pesantren. KH M Aniq Muhammadun (Rais Syuriyah PCNU Pati, Pengasuh PP Mambaul Ulum Pakis Pati), KH Muharrar Ali (Rais Syuriyah 4 periode PCNU Blora, sampai sekarang Ketum MUI Blora), dan KH Hamdani (Ketum MUI Kudus dan Pengurus PCNU Kudus) adalah sebagian santri beliau.
Suksesnya santri tidak lepas dari keikhlasan dan keberkahan Mbah Dullah dalam mendidik dengan sungguh-sungguh dan tulus karena Allah.
7. Sukses Mendidik Anak (النجاح في تربية الاولاد)
Mbah Dullah serius menyiapkan anak didiknya menjadi kader-kader terbaik. Beliau membangun visi anak sejak kecil. Target menghafalkan Al Qur’an menjadi prioritas. Setelah itu, anak-anaknya diasah kemampuan menguasai kitab kuning. Kedisiplinan, target tinggi, dan pengawasan total menjadi kunci sukses Mbah Dullah dalam mendidik putra-putrinya.
Alhamdulillah dengan pertolongan Allah, putra-putri Mbah Dullah menjadi generasi pemimpin umat dan bangsa untuk meneruskan tugas leluhur dalam menyebarkan ilmu, ngemong masyarakat, dan mengembangkan organisasi.
KH Nafi’ Abdillah sampai wafatnya adalah Mustasyar PCNU Pati. Beliau pernah menjadi Katib Syuriyah PCNU Pati. KH Ahmad Zakki Fuad Abdillah sekarang menjadi Wakil Rais Syuriyah PCNU Pati.
*Catatan Bedah Buku Keteladanan KH Abdullah Zain Salam bersama KH Mustain Dan KH Santoso di PMH Al-Kautsar Putri asuhan KH A. Zakki Fuad Abdillah Dan Hj. Rabi’ah Adawiyah.
Selasa Malam rabu, 27 Jumadil Ula 14041/21 Januari 2020.