40 Hari Sebelum Wafat, Nabi Khidir Kabari Kiai Marzuki Dahlan Lirboyo

40 Hari Sebelum Wafat, Nabi Khidir Kasih Kabar Kiai Marzuki Dahlan Lirboyo

40 Hari Sebelum Wafat, Nabi Khidir Kasih Kabar Kiai Marzuki Dahlan Lirboyo.

Syaikhona Mbah Yai Marzuqi Dahlan adalah figur yang amat tawadhu’. Saking tawadhu’nya, teman-temannya bahkan para santri meragukan ke’alimanya bahkan dianggap tidak mumpuni dalam membacakan kitab.

Allah yarhamuhu… Mbah Yai Marzuqi bukan sembarang kiyai. Sejak masih nyantri kepada Mbah Yai Abdul Karim (Mbah Manab), sudah tampak kelebihannya dibandingkan santri lainya, yakni : beliau mampu mendeteksi posisi Nabi Khidir.

Kenapakah Mbah Yai Marzuqi tak terlihat kelebihannya?

Syeikh Syihabudin Al Qalyubi menyebutkan dalam kitab karangannya ”An Nawadir”, bahwa Allah SWT merahasiakan 5 (lima) hal dalam 5 (lima) hal. Salah satunya adalah Allah merahasiakan keberadaan kekasih-Nya (wali-Nya) di antara manusia.

Untuk apa?

Agar kita berhati-hati atau menghormati kepada semua orang.

Karena kita tidak tahu siapa orang yang kita selalu kita temui, boleh jadi menurut kita orang biasa/hina tapi ternyata ia adalah waliyyullah, maka dengan begitu kita harus menghormati semua orang. Dan memang waliyyullah adalah rahasia Allah, hanya orang-orang pilihan saja yang tahu keberadaan wali-wali Allah sampai-sampai di dunia per-wali-an muncul ”Pameo”:

ﻻﻳﻌﺮﻑ ﺍﻟﻮﺍﻟﻲ ﺇﻻﺍﻟﻮﺍﻟﻲ

”Tidak ada yang mengetahui bahwa seseorang itu wali kecuali ia sendiri wali”.

Wali tidak lebih adalah seorang manusia, sama seperti kita-kita ini, hanya saja ia mempunyai derajat yang tinggi di hadapan Allah, sehingga ia menjadi kekasih Allah.

Mengenai kerahasiaan wali di antara para manusia ini saya teringat apa yang dikisahkan oleh Kyai Solichun (PonPes Nurul Hasan, Geger Tegalrejo) sewaktu saya sowan kepada beliau.

Kyai Solichun bercerita, bahwa pada suatu hari Mbah Kyai Marzuqi Lirboyo kedatangan seorang tamu. Tidak seperti pada hari-hari biasanya, di mana tamu yang sowan adalah kyai atau santri berpakaian rapi. Tamu beliau kali ini memang lain dari yang lain, bermata sipit seperti orang keturunan Tionghoa (Jawa: koyo wong Chino), memakai celana pendek.

Pada saat yang bersamaan, Mbah Kyai Mahrus Aly memperhatikan tamu yang datang ini dari kejauhan.

Tanpa disangka ternyata Mbah Kyai Marzuqi menyambut tamu ini dengan penuh hormat, mencium tanganya dan melayani tamu tersebut secara istimewa.

Karena terkejut dengan sikap Mbah Kyai Marzuqi terhadap tamunya, maka setelah tamu tersebut pamitan, Mbah Kyai Mahrus bergegas bertanya kepada Mbah Kiyai Marzuqi, siapakah tamu beliau tadi dan mengapa Mbah Kyai menyambut dengan penuh hormat (Jawa: munduk-munduk), mencium tangan dan melayaninya dengan penuh khidmat.

Mbah Kyai Marzuqi menjawab: ”Kae mau Nabi Khidir, ngabari aku nek patang puluh dino maneh aku mati.” (itu tadi Nabi Khidir, memberitahuku bahwa 40 (empat puluh) hari lagi aku mati).”

Dan memang benar, Mbah Kyai Mahrus menghitung tepat 40 (empat puluh) hari setelah kedatangan tamu tersebut, Mbah Kyai Marzuqi dipanggil menghadap Allah SWT. Wallahu A’lam.

April 2011.

(Penulis: Muhyidin, alumni Krapyak yang kini jadi Wakil Sekretaris PWNU DIY).

________________

Semoga artikel 40 Hari Sebelum Wafat, Nabi Khidir Kasih Kabar Kiai Marzuki Dahlan Lirboyo ini memberikan manfaat dan keberkahan untuk kita semua, amiin..

simak artikel terkait di sini

simak juga video terkait di sini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *