3 Kisah Model Zuhud yang Mengguncang Hati.
Jalan yang ditempuh fuqara az-zaahidin ‘anid-dunya al-mutajarridin (Miskin papa yang berusaha meninggalkan dunia, dan hanya ingin menyembah kepada Allah Ta’ala) ada tiga macam:
1. Mereka akan senantiasa menghindari dunia walau dibeberkan padanya. Seperti Syaikh Ibrahim bin Adham yang dikasih uang 10.000 dirham, tapi malah berkata: “Apakah kau ingin menghapusku dari deretan nama orang-orang faqir dengan sepuluh ribu dinar?! Tak sudi!!”. Ini seperti keinginan salah satu sahabat yang mengatakan, “Ya, Rasul. Aku mencintaimu!”. Dan dijawab, “Jika benar apa yang kau katakan, siaplah menjadi faqir yang kering. Karena sifat faqir membuat orang yang tersemati, lebih cepat aku cintai melebihi banjir yang mencapai ujungnya”. Lain waktupun, Rasulullah shallallahu alaihi wasallama juga bersabda: “Fuqara masuk syurga sebelum orang-orang kaya, terpaut setengah hari —hitungan akhirat, yakni lima ratus tahun. Sebab si kaya akan tersibukkan dengan hisab—“.
2. Mereka tak lari ataupun menampik dunia yang disodorkan padanya. Namun, menerima dengan lapang dada, kemudian membagikan pada yang butuh dan yang berhak, seketika itu juga, tanpa menunda-nunda.
Ini hanya mampu dilakukan orang-orang kuat, para tentara Allah dan khalifah Allah ta’ala untuk hamba-hambaNya. Merekalah yang mengikuti sepak terjang Rasulullah shallallahu alaihi wasallama, sebab Rasul tak pernah lari dari dunia ketika menghadap, namun langsung menafkahkannya di jalan Allah! Sebagaimana beliau pernah memberikan satu sahabat seratus onta, pernah memberikan satu sahabat kambing yang banyaknya antar dua gunung, dan pernah memberi Sayyidina Abbas harta yang tak mampu memikulnya. Tapi beliau sendiri sederhana sebagaimana kebanyakan fuqara, yakni hanya menyiapkan beberapa kurma dan air untuk beliau dan keluarganya shallallahu alaihi wasallama.
Begitu pula Khulafaur-Raasyidin; Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Usman, Sayyidina Ali radhiyallahu anhum ajmain. Beliau-beliau tak pernah lari dari dunia ketika digelar dihadapannya, pun pula tak menyimpan hanya untuk syahwat pribadinya, namun seketika mentasarrufkan untuk kemaslahatan dan hanya menyisakan sedikit bagi pribadinya masing-masing.
3. Mereka sebenarnya sudah berusaha sekuatnya untuk mencari dunia, namun hanya mendapatkan sedikit, bahkan untuk kehidupannya saja, kadang kurang. Tapi, mereka rela, mereka menerima, dan mereka sabar. Sebab tahu itu adalah taqdir Allah; mereka khusnudzan bahwa yang baik baginya adalah menjauhkan kelapangan dunia padanya. Seperti sabda Nabi shallallahu alaihi wasallama: “Sungguh beruntung orang yang diberi hidayah pada Islam. Yang rizkinya berkecukupan dan ia menerimanya”. Dan doa Rasulullah SAW.: “Ya, Allah. Berilah rizki yang mencukupiku. Dan cegahlah rizki yang membuatku berani maksiat padaMu.”
Demikian 3 Kisah Model Zuhud yang Mengguncang Hati, semoga manfaat. Wallahu A’lam bis-Shawaab.
Sumber: Kitab Da’watut-Taammah 40-41.
Penulis: Gus Robert Azmi.