Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
YOGYAKARTA-Pada acara Haul ke-5 Al Maghfurlah KH. Ahmad Warson, Jum’at (23/2/2018), Ustad Abdul Shomad (UAS) mengatakan dengan tegas ingin memondokkan anaknya di Pesantren Krapyak.
“Agar bisa menimba ilmu kepada orang-orang yang masyhur dan soleh meskipun saya sendiri dulu belum sempat mondok di Krapyak,” tegas Ustad Abdul Shomad.
Ustadz Abdul Shomad, kemudian menjelaskan setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita teladani dalam acara peringatan haul.
“Haul itu bisa menyambung tali silaturahmi. Kalau bukan karena adanya haul ini, mungkin saya tidak mungkin bisa datang di pondok Krapyak ini,” kata Ustadz Shomad.
Ustad Shomad menjelaskan bahwa syafaat juga datang kepada orang-orang solih karena silaturahmi.
“Haul juga merupakan upaya untuk mengenang orang yang telah wafat. Dulu zaman saya kuliah di Mesir, saya menemukan lebih dari 2400 anak Indonesia yang hampir semua memakai Kamus Al-Munawwir karya Kiai Warson. Ini mengisyaratkan bahwa meskipun beliau telah wafat tapi karyanya bisa dinikmati dan masih tetap bermanfaat untuk semua orang,” lanjut Ustad Shomad.
Baca Juga: Pesantren Al-Munawwir Komplek Q Peringati Haul Ke-5 Kiai Warson
Ustad Shomad menjelaskan bahwa lewat haul ini kita bisa memgambil barokah perjalanan hidup para kiai yang telah wafat sehingga kita bisa meneladani dan mengambil pelajaran. Kalau ada yang bilang haul itu bid’ah dan sebagainya, mereka hanya terjebak oleh sampul “haul” yang berarti mengenang. Padahal intinya sama saja meneladani perjalanan hidup ulama atau kiai terdahulu.
“Para ulama dan kiai dulu meneladankan bahwa ada yang lebih besar dan penting daripada surga yaitu ridho Allah. Ridho itulah yang membuat masyhur para kiai terdahulu,” tandas Ustad Shomad.
Hadir dalam acara Haul kali ini keluarga besar pengasuh PP. Al Munawwir Krapyak serta santri dari berbagai komplek yang ada di Krapyak dan tamu undangan. Berita Islam terkini (Icin/rk)
