Usman bin Affan Bentuk Armada Laut untuk Perdagangan Global

kapal laut lintas jaman

Ketika peradaban Islam mencapai kegemilangan dan kejayaan, sejak itu pula Islam berjaya di lautan. Terhitung sejak Khalifah Usman bin Affan membentuk armada laut, Islam menguasai lautan hingga berabad-abad lamanya. Jalur laut merupakan jalur strategis yang digunakan oleh masyarakat muslim untuk berdagang global dan aktifitas lainnya.

Untuk mengulas lebih jauh mengenai kejayaan Islam di lautan, berikut wawancara bangkitmedia.com dengan Prof. Dr. M Abdul Karim, MA, Guru Besar Sejarah Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta:

Dahulu Islam pernah berjaya di lautan, seperti apa kejayaan tersebut?

Islam muncul “di tengah”, yakni di antara Barat dan Timur. Kalau diterjemahkan secara literal, sama persis di dalam Al-Qur’an. Allah menyatakan: “Kami jadikan kamu umat yang tengah” (Al-Baqarah 143). Dari segi geografis memang sejak lahir Nabi Muhammad SAW berada “di tengah”. Tetapi kalau kita terjemahkan secara bebas, umat “di tengah” itu adalah (Allah) menjadikan umat yang berimbang antara dua pemikiran.

Para orientalis berpendapat bahwa Al-Quran tidaklah diturunkan dalam suasana gurun pasir, melainkan dalam suasana ekonomi yang tinggi. Islam muncul di pusat peradaban ekonomi dunia. Ada empat jalur perdagangan internasional. Salah satunya jalur perdagangan laut mulai dari Makkah ke Aiden menelusuri Teluk Parsi sampai Pantai Barat Malawa, Pantai Sinu, terus ke Aceh, dan Malaka. Satu lagi dari India Selatan sampai Pulau Mondel ke Teluk Bangladesh (sekarang) hingga sampai ke Malaka atau Aceh.

Jauh sebelum bangsa Barat datang ke Nusantara, wilayah lautan Hindia ini dikuasai oleh para pedagang Arab (Islam). Kemudian Islam berkembang. Di Barat seperti pesisir Laut Tengah itu juga dikuasia oleh para pedagang Arab. Tidak hanya di lautan, eksistensi mereka juga di daratan. Dari Nusantara, pedagang Arab ini membawa rempah-rempah, dari India membawa kain, gading gajah, dari Cina membawa kain sutra.

Mereka terus ke Asia Selatan, Teluk Bangladesh, India Selatan sampai ke Aiden. Ini rute perdagangan mereka. Kemudian jalur darat : dari Makkah ke Madain (kota Baghdad, Irak), Kabul, Kasmir, Singkiang, Zaitun, Kanton ke Alam Melayu yang terkenal dengan jalur sutera. Wilayah ini sejak dulu sangat subur. Antara Asia Selatan dan Asia Utara, jadi di tengah-tengah.

Sejak kapan Islam membangun armada kelautan?

Soal maritim, sebenarnya sudah dimulai pada masa Khalifah Usman bin Affan. Di masa ini, Khalifah Usman sudah membuat armada kelautan (kapal) yang diproduksinya sendiri. Bahkan, di zaman Muawiyah umat Islam sudah memiliki pabrik yang memproduksi kapal laut. Ini awal Islam sebagai penguasa laut. Di masa Turki Usmani meraih kejayaannya, maritim Timur Tengah, Lautan Hindia itu milik Islam sejak awal.

Sampai pada awal abad pertengahan kejayaan Islam mulai menurun. Ini disebabkan oleh persoalan politik, satu persatu wilayah memisahkan diri, karena negara terlalu ketat dalam menerapkan pajak. Di saat yang sama, Columbus menemukan Amerika, Vasco da Gama ke India, mereka masuk lewat Amerika sampai menemukan Filipina dan menjajah hingga sampai ke Nusantara. Kemudian umat Islam tidak merasa bahwa Barat sudah maju sejak Revolusi Industri abad ke-15. Mereka masih mengandalkan teknologi tradisional.

 Apakah Islam akan kembali meraih kejayaannya?

Jika kita melihat, negara-negara Islam merdeka itu baru secara politik, secara ekonomi sejatinya mereka masih dijajah oleh Barat. Karena itu, lautan harus dikuasai kembali. Apalagi lautan Indonesia yang kaya sumber dayanya. Lautan Indonesia itu 9 kali lipat wilayah daratan. Siapa tahu kepemimpinan Jokowi yang tampaknya serius untuk menggarap laut ini menjadi sebuah polemik yang positif bagi lahirnya kejayaan Indonesia, sebagaimana kejayaan Islam dulu.

Bagaimana kejayaan maritim yang pernah terjadi di Nusantara?

Nusa itu artinya “pulau”, dan antara (antoro; Sansekerta) “ diantara”. Jadi Nusantara itu di antara pulau. Zaman dulu Indonesia dikenal sebagai negara maritim karena memang kemana-mana harus melewati jalur laut. Kemudian memiliki hubungan diplomatik dengan negara Cina dan negara-negara Arab. Mereka membanjiri Nusantara, terutama pedagang India. Indonesia baru masuk sejarah ketika orang-orang Asia Selatan ini masuk ke Indonesia – sebelumnya pra-sejarah.

Setelah itu, muncul Kerajaan Sriwijaya (Budha) dan Kerajaan Majapahit (Hindu). Secara formal Majapahit berdiri awal abad ke-14. Konon, Sumpah Palapa itu bisa menyatukan seluruh wilayah Nusantara. Waktu itu wilayah Nusantara sampai Srilangka, Filipina, Thailan Selatan, Malaysia. Tapi Irian Barat masuk Papua Nugini, bukan Nusantara

Bahkan wilayah Nusantara sampai Madagaskar. Masih ada masyarakat di sana yang berbahasa Jawa. Di Suriname ada seorang Menteri yang berasal dari suku Jawa, tapi tidak bisa berbahasa Bahasa Indonesia. Jadi wilayah Nusantara itu luas sekali. Kerajaan Majapahit sangat kuat. Ketika zaman Gajah Mada, Majapahit bisa mengalahkan tentara Kubilai Khan Mongol yang terkenal kuat di dunia.

Karena itu wajar jika BJ. Habibi pernah mengatakan bahwa Palapa zaman Orde Baru diciptakan dengan tujuan untuk mengingatkan kejayaan dan persatuan Nusantara yang dipunggawai oleh Gajah Mada. Kini, Indonesia sebenarnya tinggal meneruskan.  (anas-joko)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *