Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
KULONPROGO- Baru saja warga NU Kulonprogo berduka. Para pejuang NU wafat dalam waktu yang hampir bersamaan, seperti Ibu Nyai Masiroh (wafat Jum’at 13 April) dan Kiai Anwar Hamid (wafat Sabtu 14 April). Mereka adalah para pejuang yang sangat besar jasanya untuk NU Kulonprogo.
Ketua PCNU Kulonprogo, KH Wasiluddin menegaskan bahwa saat ini para kader NU Kulonprogo siap melanjutkan perjuangan para pejuang terdahulu. Kader-kader saat ini terus mengembangkan diri dengan berbagai program dan inovasi, melanjutkan amal jariyah yang sudah dibangun basisnya oleh para pejuang sebelumnya.
“Kita yakin dengan kader-kader saat ini. Kita juga fokus menyiapkan kader-kader yang akan melanjutkan perjuangan. Semoga mereka akan menjadi generasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya,” tegas Kiai Wasil.
“Saya yakin akan lahir kader-kader masa depan yang melanjutkan perjuangan para kiai kita,” Kiai Rahmat, salah satu tokoh NU Kulonprogo ikut memberikan semangat dan optimisnya.
Ibu Nyai Masiroh, Pejuang Luar Biasa
Salah satu tokoh perempuan yang menjadi kebanggaan warga nahdliyyin Kulonprogo adalah almarhum Ibu Nyai Masiroh. Beliau pejuang hebat, merintis berbagai lembaga pendidikan yang ada di Muslimat NU.
“Beliau itu tokoh sepuh, perintis bidang pendidikan di Kulonprogo. Sampai usia sepuh masih semangat. Masih aktif dalam berbagai acara Muslimat NU, majlis taklim, dan lainnya,” tegas Kiai Wasil.
“Ibu Nyai Masiroh itu tokoh sepuh yang entengan. Beliau selalu ingat dengan teman-teman angkatannya. Setiap ketemu saya, selalu tanya tentang keluarga saya. Karena bapak saya itu masih seangkatan dengan beliau,” lanjut Pak Rahmat memberikan komentar.
Kiai Anwar Hamid, Muballigh Kondang
Sementara itu, almarhum Kiai Anwar Hamid adalah sosok da’i kondang dari Kulonprogo. Sehari-hari sangat dekat dengan jama’ah, karena sosoknya yang mudah membuat jama’ah senang dan gembira.
“Kiai Anwar Hamid yang saya kenal adalah alumni Krapyak yang menjadi seorang dai dan muballigh kondang di Kabupaten Kulonprogo. Saya pernah sepanggung dengan beliau, dan terlihat beliau da’i dengan paket lengkap, ada petuah agama, ada qira’ah, ada nyanyian dan juga cerita-cerita lucu pelengkap pidatonya,” tegas Dr KH Hilmy Muhammad, Wakil Rais Syuriah PWNU DIY.
“Saat di panggung, beliau sangat menguasai panggung, meskipun dengan gaya yang tidak meledak-ledak. Beliau terlihat pandai menguasai emosi hadirin, yang menjadikan mereka tidak bosan mendengarkannya. Pantaslah beliau sangat dicintai ummat dan segenap penggemarnya,” lanjut Gus Hilmy, panggilan akrabnya.
Sementara Kiai Wasiluddin menegaskan bahwa Kiai Anwar Hamid mulai masuk Kulonprogo pada tahun 1990-an. Setelah nyantri, Kiai Anwar dikenal sebagai da’i yang membuat masyarakat senang belajar agama.
“Dalam NU, Kiai Anwar itu pertama-tama masuk kepengurusan di LDNU, kemudian terus berkembang sampai pernah mencapai Ketua PCNU Kulonprogo. Kemudian menjadi politisi PKB. Pernah juga menjadi Wakil Bupati Kulonprogo, sampai wafat masih berstatus sebagai anggota DPRD DIY dan masih berstatus sebagai Mustasyar PCNU Kulonprogo,” tegas Kiai Wasil.
“Beliau sosok yang entengan, dekat dengan jama’ah. Sampai akhir -akhirini tetap kiprah di partai, juga tetap setia di NU. Beliau juga tetap ngaji dengan masyarakat. Dia seorang da’i panggung, menguasai massa, jamaa’ah. Makanya, beliau itu entengan dalam membantu jama’ah,” lanjut Kiai Wasil.
“Kiai Anwar Anwar itu sosok yang luar biasa. Beliau itu ya guru, kakak, yang selalu mengajarkan banyak hal kepada saya,” pungkas Pak Rahmat, salah satu tokoh NU Kulonprogo. Berita Islam Terkini (fauzi)