Ulama Nusantara Menulis Kitab tentang Belut

Ulama Nusantara Menulis Kitab tentang Belut

Ulama Nusantara Menulis Kitab tentang Belut.

Kitabul Biluuti Fii Hejaz (Kitab Belut di Hijaz). Salah satu makanan yang digemari oleh ulama al-Jawi al-Makki ketika belajar di Makkah adalah ikan belut (eel).

Bacaan Lainnya

Di antara ulama yang suka memakan belut adalah Syaikh Nawawi al-Bantani, Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Syaikh Mukhtar ‘Atharid al-Bughuri, dan lain-lain. Karena di Arab tidak ada belut, maka orang Arab menganggapnya sebagai habasy (sejenis ular).

Mereka sering mengejek al-Jawi al-Makki dengan kata-kata, “Ya Jawah-Jawah Baqar. Ya Jawah ya Jawah ya’kul Hanasy. (Hai orang Jawa, hai orang Jawa yang seperti sapi. Hai orang Jawa-hai orang Jawa yang memakan sejenis ular).”

Untuk menanggapi tudingan ini, akhirnya al-Jawi al-Makki seperti Syaikh Nawawi al-bantani dan Syaikh Mukhtar ‘Atharid al-Bughuri mengarang sebuah kitab. Untuk karya Syaikh Nawawi al-Bantani hilang entah kemana.

Sedangkan untuk Syaikh Mukhtar ‘Atharid al-Bughuri karyanya adalah “As-Shawa’iqul Muhriqah lil Auhamil Kazibah fi Bayani Hillil Baluti war Raddi `ala man Harramahu.” Kitab ini pernah dipublikasikan oleh Mathba’ah At-Taraqqil Majidiyah al-Utsmaniyah 1329 H.

Melihat kecerdasan al-Jawi al-Makki dalam menuangkan sebuah argument, mereka menjadi bungkam.

Penulis: Zakariya Abdullah Pardan.

*Demikian tentang kisah Ulama Nusantara Menulis Kitab tentang Belut, semoga menjadi salah satu referensi kita semua tentang status hukum belut. Karya ulama Nusantara sangat menarik, memberikan makna dan perspektif yang sempurna tentang belut ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *