UAS tentang Minta Maaf: Siapa yang Tak Punya Salah, Nabi Adam Saja Punya Salah

Ustad Abdul Somad
gambar: kanigoro.com

Pada tanggal 6 Juli 2018, sebuah Chanel Youtube bernama Solusi Umat mengaplod sebuah video ceramah Ustad Abdul Somad (selajutnya disingkat UAS).

Video ceramah tersebut diberi judul Mencontoh Nabi Muhammad SAW Minta Maaf/Ustad Abdul Somad, Lc. MA. Dalam video berdurasi 17 menit lebih 59 detik tersebut, tidak dijelaskan di mana lokasi pengambilan video. Hanya saja, kami berkesimpulan bahwa ceramah UAS itu dilakukan di daerah Riau. Sebab, beberapa kali UAS menyebut daerah di Riau dan sesekali menggunakan bahasa asli Melayu.

“Tentang minta maaf, Nabi (Muhammad-red) naik ke atas mimbar. Ini mimbar nabi tidak seperti ini (sambil menunjuk mimbar di belakangnya). Mimbar Nabi ada tangga tiga di depan. Mimbar Nabi masuknya dari depan. Sementara mimbar masjid Nurul Iman dari belakang,” ujar UAS di awal video.

UAS lalu melanjutkan ceramahnya, bahwa ketika khutbah, Nabi menyandar ke batang kurma.

“Biasanya Nabi naik ke atas mimbar itu khutbah. Ceramah. Tapi sekali ini tak ada ceramah,” kata UAS.

UAS menuturkan bahwa peristiwa naiknya Nabi ke atas mimbar tersebut terjadi pada hari Rabu.

“Siapa pundaknya yang pernah kucambuk. Waktu aku mencambuk unta, kuda, kena ujung cambuk itu ke pundaknya. Dia berada di balik unta. Aku tak tahu. Pokoknya di balik unta itu ada orang. Sakit hatinya. Tersinggung dia. Ini pundak Muhammad. Silahkan balas. Siapa yang mau balas, silahkan. Ambil cambuk kalian dari rumah. Balas. Begitu cara minta maaf,” cerita UAS di depan para jamaah.

Jadi, lanjut UAS, kalau ada orang minta maaf cuma mengulurkan tangan, “mohon maaf lahir batin,” bukan begitu (caranya-red).

“Dua, siapa yang pernah aku caci maki. Sumpah serapah. Tersinggung dia. Sakit hatinya. Ini harga diri Muhammad. Silahkan balas,” kata UAS menirukan ucapan Nabi Muhammad Saw.

UAS kemudian memberikan penjelasan bahwa dosa itu ada dua, yang pertama dzohir dan yang kedua batin.

“Yang nampak itu dzohir. Yang tak nampak disebut batin. Makanya ucapannya, mohon maaf dzohir dan batin,” ujar UAS.

UAS memberikan contoh dosa dzohir semisal menyentil telinga orang, mukul orang dan lain lain yang terkait dengan dzohir.

“Batin ini tak nampak. Kalau telinga orang nampak merah. Kalau hidung orang nampak berdarah. Kalau pipi orang nampak. Beku darahnya. Tapi kalau yang terkait dengan batin. Orang tersinggung, kita tidak tahu,” ucap UAS

Kadang kita bicara, lanjut UAS, rupanya kata-kata kita sudah menyinggung perasaaan orang.

“Kenapa ustad-ustad itu di akhir ceramah meminta maaf? Karena dia tidak mau mencari kita setelah pengajian,” ujar UAS.

UAS lalu menceritakan kisah tentang Ustad Azhar Idrus dari Trengganu Malaysia, yang menyalami seluruh jamaah usai pengajian.

“Kenapa? Lebih baik kita minta maaf di sini. Mencari orang. Daripada kita cari dia di Padang Mahsyar,” kata UAS.

Maka, lanjut UAS, yang paling baik itu meminta maaf. Nabi meminta maaf. Sambil mengutip Surat Al-Ahzab ayat 21, UAS mengatakan bahwa contoh suri tauladan, tak lain dan tak bukan adalah Muhammad Saw.

Fir’aun tak pernah minta maaf. Qorun tak pernah minta maaf. Namrud tak pernah minta maaf. Orang sombong tak pernah minta maaf. Ustad Somad pernah minta maaf? Ya. Saya selalu minta maaf. Asal jumpa jamaah, mohon maaf lahir batin. Siapa yang tak punya salah? Sedangkan Nabi Adam saja punya salah,” kata UAS.

Nabi Muhammad, lanjut UAS, minta maaf. Naik ke atas mimbar. Jelas-jelas ia minta maaf.

“Maka orang yang tak ada minta maaf, la yadhulull jannah, tak masuk surga,” jelas UAS.

UAS kemudian menjelaskan bahwa orang masuk surga bukan lantaran amalan ibadahnya. Meskipun beramal secara rajin, tapi di dalam hatinya ada rasa sombong dan angkuh sebesar biji sawi, tak akan masuk surga.

“Ada umat Nabi Muhammad Saw., ini, menghadap Allah Swt, salatnya banyak, salat qobliyah, ba’diyah, dhuha, tahajud, witir, tarawih. Zakat, wakaf, infaq, sedekah, bangun masjid, menyekolahkan anak yatim, buat pesantren. Puasa senin kamis, puasa daud, puasa ayamul bed (13, 14, 15), puasa enam hari di bulan syawal. Tapi ternyata, cakapnya kasar kepada si fulan. Pernah menempeleng si fulan. Pernah meninju dan memukul si fulan. Menumpahkan darah si fulan,” jelas UAS.

Inilah, lanjut UAS, masuk neraka bukan karena berzina, bukan karena minum khamar, bukan karena mencuri.

“Masuk neraka karena tidak mau minta maaf,” tegas UAS.

UAS lalu menghimbau para jamaah yang hadir, yang belum meminta maaf untuk segera minta maaf. (rk)

*tulisan ini diolah berdasarkan ceramah video UAS. Di bawah ini, link video ceramah UAS yang diupload di chanel youtube Solusi Umat

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *