Dalam upaya mengembangkan gerakan zakat, managemen yang profesional adalah keniscayaan. Tanpa managemen profesional, maka gerakan penataan zakat bisa kontra-produktif. Untuk itu, LAZISNU DIY akan terus mendorong dan memfasilitasi penataan managemen profesional di tingkat cabang dan kecamatan.
Demikian ditegaskan Mambaul Bahri, Direktur LAZISNU DIY, dalam acara “Workshop Amil NU-Care LAZISNU Kulon Progo” di Aula PCNU Kulon Progo (03-04/02).
“LAZISNU DIY memberikan apresiasi kepada NU-Care LAZISNU Kulon Progo. Workshop ini sangat diperlukan di seluruh tingkatan. LAZISNU sudah sangat masif pergerakannya, maka harus dibarengi dengan manajemen yang profesional,” tegas Mamba’.
Dalam kesempatan itu, Mamba’ juga menyatakan akan terus berupaya melakukan workshop di 4 kabupaten dan 1 kota. Targetnya 78 kecamatan di seluruh DIY terdapat manajemen yang profesional. Hal ini untuk meningkatkan perolehan ZIS dan juga menyebar kemanfaatannya untuk masyarakat khususnya di DIY.
“Target LAZISNU DIY 78 kecamatan segera terbentuk UPZIS. Saat ini sudah terbentuk 60% dari kecamatan yang ada. Target 2018 seluruh Upzis terbentuk di setiap kecamatan,” pungkasnya. (md)