Tadi saya jadi pembicara di sebuah forum. Dari awal nama saya selalu disebut dengan embel-embel “doktor”. Tentu saja saya gak enak. Gak enak dengan peserta. Gak enak dengan sebelah saya yang doktor beneran. Hasil belajar keras, riset dan berjuang. Karenanya saya ingin meluruskan.
Tapi apa jawab moderator?
“Gak penting mas. Amplopnya sudah dilem!”
Orang kampung saya memang jago humor. Hanya soal politik kebudayaan di antara mereka tak ada yang jadi pelawak nasional.
(Penulis: Hairus Salim, budayawan)