Sekolah Menengah Kejuruan Islam Terpadu (SMK IT) Al-Furqon adalah sekolah di bawah yayasan Al-Furqon Sanden yang berdiri pada tanggal 4 Juni 2008. Pendiriannya diresmikan langsung oleh komunitas pondok pesantren Nahdlatul Ulama juga dihadiri oleh dinas pendidikan menengah dan non-formal Kab. Bantul. Sekolah ini merupakan SMK pertama di DIY yang berbasis pondok pesantren.
Pada tahun pertama berdiri, baru dibuka jurusan tataboga. Kemudian berkembang menjadi tiga jurusan, yaitu tata boga, otomotif, dan tata busana. Dan pada tahun 2011, ketiga jurusan tersebut dikukuhkan untuk mendapat akreditasi “A”.
HM. Temu Panggih Raharja, kepala sekolah SMK IT sejak berdiri hingga sekarang menegaskan bahwa sekolah ini merupakan gagasan dari pendiri yayasan, yaitu KH Umar Aziz dan berpesan kepada beliau untuk tidak memungut uang gedung sekolah kepada siswanya. Bahkan sekolah ini menerima siswa dari kalangan yatim dan duafa serta membebaskannya dari uang bulanan.
“Di tahun pelajaran 2018/2019, terdapat jumlah total 160 siswa dengan persentase 80 % mukim di pondok dan 20 % tidak mukim di pondok, 30 guru dan 4 karyawan tata usaha,” jelasnya ketika diwawancarai pada hari Kamis (19/07) di ruangannya.
Beliau mengisahkan bahwa sekolah ini menjadi langganan peraih prestasi di Kabupaten Bantul, khususnya di bidang Musabaqah Tilawatil Qur’an. Adapun prestasi lainnya dalam kurun dua tahun terakhir ini di antaranya yaitu : juara 1 pencak silat tingkat DIY, juara 1 kemah santri tingkat DIY, dan juara 2 ekonomi kreatif tingkat DIY.
Adapun muatan pelajaran keislaman yang diterapkan di sekolah ini adalah mata pelajaran Al-Quran, hadits, pendidikan ahlussunnah waljama’ah (aswaja), nahwu shorof, dan fiqih yang masing-masing memiliki bobot dua jam pelajaran setiap minggunya. Selain itu, setiap siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan di pesantren seperti ziarah dan simaan Al-Quran.
“Prestasi akademiknya cukup bagus. Lulusan kita sudah tembus kerja di Jepang, Singapura, dan Malaysia juga ada yang kerja di pertambangan batubara,” paparnya. Kondisi akademik yang bagus ini mengantarkan siswa-siswanya untuk go-internasional dan menduduki peringkat ke-2 sekolah swasta terbaik di Bantul. Adapun Persebaran lulusan SMK IT Al-Furqon yaitu 80 % kerja, 10% lanjut kuliah, 10 % lanjut pondok.
Kendala yang beliau sampaikan adalah minimnya sarana dan prasarana olahraga dikarenakan minimnya pemasukan dana. “Karena memang SPP kita rendah, dan mayoritas kurang mampu,” tegasnya. Pembayaran SPP di SMK IT Al-Furqon ini digolongkan menjadi empat, yaitu kategori mampu (120 ribu), kurang mampu (80 ribu), miskin (50 atau seikhlasnya), dan yatim duafa dibebankan seikhlasnya dan boleh tidak bayar sama sekali.
Sekolah ini tidak menargetkan hafalan secara ketat. Namun menurut pantauan beliau, lulusan SMK IT AL-Furqon rata-rata lulus dengan hafalan 3-5 juz. Sedangkan yang mencapai khatam 30 juz hanya 2-3 siswa saja. (Fadlan)