Sejarah Pagebluk di Dunia Sejak Tahun 541 M
Sejarah mencatat, 3x pandemic terjadi akibat wabah mematikan: Wabah Yustinianus (plague of Justinian) 541-542 M, Maut Hitam (Black Death) 1347-1351, dan Wabah Bombay (Bombay plague) 1896-1897. Pandemic abad 6 terkait dengan kematian kurang lebih 25 ribu sahabat Nabi.
Eropa pernah kelam akibat sikap fanatik sebagian umat beragama menyikapi the Black Death. Saat otoritas Eropa kehabisan ide atasi Wabah, masyarakat putus asa, dan mulai mengaitkan bahwa umat Yahudi adalah penyebabnya hingga Tuhan murka. Konflik terjadi, ribuan Yahudi dipersekusi.
Sebagian sarjana besar Muslim abad pertengahan alami wabah atau tha’un mematikan. Ibn Hajar al-‘Asqalani (w. 1449 M) kehilangan 3 putrinya akibat tha’un: Fatimah, ‘Aliyah, dan Zin Khatun si sulung yang bahkan sedang hamil. Apa yang ia lakukan? Menulis karya untuk jaga nyawa sesama.
Al-Asqalani tulis kitab “Badzl al-Ma’un fi Fadhl al-Tha’un”. Ia jauh dari sikap “pasrah” menyerah pada takdir Allah. Pandangan dan sikap beragamanya rasional.
Karya ini telah ditahqiq oleh Ahmad Ishom Abd al-Qadir al-Katib, yang mengulas detil tentang tha’un: definisinya secara metafisis dan medis, jenis-jenisnya termasuk Black Death d Eropa, pandangan ahli medis, cara menghindarinya, hukum syahid bagi korban, dan tentang bagaimana Muslim harus menyikapi wabah.
Al-Asqalani bukan satu-satunya ulama besar yang terdampak tha’un pandemic. Abu Aswad al-Duwali (w. 688 M), penggagas ilmu nahwu terkemuka, bahkan wafat akibat tha’un. Ini bukti bahwa wabah pandemic tidak mengenal agama, ras, usia, gender, dan kelas sosial. Kita pun perlu.
Monggo berdoa bersama.
Lahum Alfaatihah…..
Demikian Sejarah Pagebluk di Dunia Sejak Tahun 541 M. Semoga bermanfaat.
Penulis: Prof. Oman Fathurrohman.