Rasulullah dan Kisah Budak yang Merdu Bacaan Qur’annya

menghafal al-Qur'an

Suatu malam, ketika Aisyah RA terlambat pulang, Rasulullah Saw menegurnya dengan lembut tapi tegas. ”Maaf ya Rasulallah,” kata Aisyah dengan nada hormat, ”aku terlambat pulang karena menyimak seseorang membaca Qur’an di masjid. Bacaannya bagus, suaranya merdu. Aku belum pernah mendengar suara semerdu itu.”

Penasaran, Rasulullah lalu pergi ke masjid dan mendengarkan bacaan Qur’an yang diceritakan istrinya. Tak lama Nabi kembali dengan wajah senang. ”Dia Salim, budak Abu Huzaifah,” kata Rasulullah kepada Aisyah. ”Segala puji bagi Allah yang telah menjadilan orang yang suaranya merdu seperti suara Salim itu sebagai umatku.”

Langgam apakah gerangan yang dilantunkan Salim hingga Aisyah dan Rasulullah terpesona? Tentu saja itu langgam Madinah. Orang cenderung melantunkan lagu sesuai irama lokal yang ketika itu beredar dan populer di tempat tinggalnya. Tidak mungkin Salim melantunkan ayat-ayat suci itu dengan langgam Bayati, Hijazi, Nihawand, Sikaa, Rast, Shoba, apalagi Jiharka, meski ketujuh langgam ini diperlombakan setiap tahun dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) di Indonesia. Padahal, semua langgam ini berasal dari Persia karena nama-nama langgam itu mirip nama-nama daerah di kawasan Iran.

Kisah tentang Salim dan suara merdunya itu tentu menggugah pikiran saya. Pertama, Iran, yang selama ini dituding sebagai eksportir ajaran Syiah, ternyata justru menjadi produsen terbesar langgam bacaan Quran yang digemari kaum Sunni — buktinya langgam-langgam itu malah diperlombakan oleh kaum Sunni di Indonesia dan dunia internasional. Kedua, mengapa langgam lokal buatan masyarakat Iran itu diterima tanpa gugatan sama sekali, sementara langgam Jawa ditolak? Bukankah Iran juga bukan Arab? Ketiga, di antara ketujuh langgam yang populer di dunia Sunni itu, langam manakah yang paling sering digunakan Jibril AS saat menyampaikan wahyu Allah SWT kepada utusan-Nya Muhammad SAW?

Penulis: KH Helmi Hidayat, dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *