Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
SLEMAN- Salah satu amanat dari Rapat Pleno Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama’ (PWNU) DIY pada Februari 2018 lalu adalah mendorong lembaga dan banom di lingkungan NU untuk terus mengembangkan diri dalam berbagai program dan inovasi gerakan. PWNU DIY terus melakukan evaluasi setiap program lembaga, sehingga bisa terus terpantau terkait tantangan dan peluang yang dihadapi.
Demikian ditegaskan Wakil Ketua PWNU DIY, KH Drs. Suharto Djuwaini, M. Pd.I., dalam sambutan Kajian Aswaja dalam Bingkai NKRI dengan tema “Generasi Milenial dan Inkubasi Radikalisme Berbasis Masjid” di Masjid UIN Sunan Kalijaga, Ahad (15/04). Acara ini terselenggarakan atas kerjasama Lembaga Takmir Masjid (LTM) PWNU DIY dan Laboratorium Agama Masjid UIN Sunan Kalijaga.
“Saat ini, PWNU DIY terus menata managemen organisasi. Setiap pengurus harian membidangi lembaga-lembaga yang sudah dikelompokkan. Pembidangan ini untuk memudahkan koordinasi, juga mendorong para lembaga untuk terus meningkatkan program-program, juga untuk membangun kesesuaian antar lembaga di NU,” tegas Kiai Suharto yang pernah menjadi Ketua PCNU Bantul.
“Lembaga Takmir Masjid (LTM) ini termasuk lembaga yang berada di bidang saya. LTM ini bersama LKKNU dan RMI NU. Kita terus mendorong lembaga-lembaga ini agar meningkatkan kinerjanya. LTM juga kita dorong terus untuk bergerak, jangan sampai mandek atau kehabisan gerakan dalam melayani warga nahliyyin. Saat ini, masjid-masjid NU punya banyak tantangan, maka LTM harus tanggap dan sigap dalam melayani jama’ah,” lanjut Kiai Suharto.
Sementara itu, Ketua LTM PWNU DIY Drs. H. Muklas Abdullah, M.Si., menjelaskan bahwa LTM mempunyai banyak tantangan di era saat ini. LTM NU masih banyak kekurangan, sehingga semua pengurus LTM NU akan terus melakukan pembenahan dan penguatan kelembagaan.
“Kita punya tanggungjawab besar dalam menguatkan masjid NU. Kita tahu, masjid ini menjadi salah satu basis warga NU. Makanya, LTM mempunyai bidang-bidang yang bertanggungjawab melakukan gerakan bagi pengembangan masjid NU, mulai bidang data, kaderisasi, dan lainnya. Semua ini untuk memberikan yang terbaik bagi masjid-masjid NU dan jama’ah nahdliyyin,” tegas Kiai Muklas.
Kiai Muklas juga menegaskan bahwa generasi milenial menjadi potensi sangat bagus bagi kemajuan masjid. Tanpa anak muda milenial, masjid bisa kehilangan semangatnya. Makanya, LTM akan mendesain program-program strategis dalam mengelola generasi milenial berbasis masjid.
“Tanpa anak muda, masjid bisa sepi, kehilangan semangat. Generasi milenial ini potensi masa depan masjid. Makanya, LTM akan menguatkan kajian aswaja bagi generasi ini. Dengan aswaja, generasi milenial akan menjadi penggerak masjid yang memberikan manfaat besar bagi jama’ah. Ini semangat baru yang harus kita kelola sebaik mungkin bersama dengan jejaring LTM di tingkat cabang dan kota,” lanjut Kiai Muklas.
Diskusi ini dihadiri para Pengurus LTM tingkat wilayah dan cabang, KMNU UIN Suka, mahasiswa UIN, dan perwakilan takmir masjid se DIY. Adapun pembicara yang hadir adalah KH Dr Waryono Abdul Ghofur (Wakil Rektor III UIN Suka), Fatkhul Anas (bangkitmedia.com), dan M. Adi Nugroho, MT (Dosen UIN Sunan Kalijaga), sedangkan moderatornya adalah H. Mukhotib, M.Pd. Berita Islam Terkini (hadi)