Prof. Said Agil Munawwar: Al-Qur’an Tidak Bisa Ditafsirkan Sembarangan

Said_Agil_Husin_Al_Munawar

Berita NU, BANGKITMEDIA.COM

JAKARTA-Berapa banyak masjid, pesantren di luar negeri? Tidak ada di negara manapun sebanyak yang ada di Indonesia. Bagaimana kok bisa rukun? Disinilah ajaibnya Indonesia yang memiliki prinsip persamaan, perkenalan, keadilan, permusyawaratan. Ini pesan yang mengisyaratkan bahwa kehidupan kita yang multikultural harus disikapi dengan keadilan, tidak dengan emosi.y

Demikian ditegaskan oleh Prof. Sayid Agil Al-Munawwar dalam orasi Simposiuim Tafsir Nusantara & Munas-IV FKMTHI pada Rabu (21/03) bertempat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.

Bacaan Lainnya

Prof. Sayid Agil yang juga pembina FKMTHI menyampaikan bahwa kita saat ini dihadapkan pada orang yang menafsirkan Al-Qur’an bukan dibidangnya. Ini tantangan kita bersama, yang menyampaikan tidak mengerti apalagi yang mendengarkan.

“Tidak berilmu tapi mau tampil di depan orang banyak. Selain itu kita juga sering menjumpai ada penceramah menyampaikan ayat yang salah kaprah,” tambah Prof Said

Menafsirkan Al-Qur’an itu ada syarat-syaratnya, tidak sembarangan. Salah satunya yaitu menguasai ilmu dan teksnya, begitu juga ketika kita memahami ayat-ayat Al-Qur’an, harus kita maknai dengan penuh keterbukaan.

“Perdamaian itu harus kita kedepankan. Rasul tidak pernah mengajarkan permusuhan, itu kehebatan rasulullah, perbedaan itu sunnatullah. Maka tugas kita melajutkan perjuangan pendahulu dengan melakukan penelitian, rajin menulis, apakah meringkas buku atau menterjemah, merangkum pemikiran tokoh-tokoh. Maka tidak ada kata selesai dalam mempelajari alquran dan hadits karena isi alqur’an dan hadits itu luas,” tutur Prof Said yang juga mantan Menteri Agama

Prof Sayyid Agil menambahkan bahwa kita bisa menghormati orang karena ilmu kita yang dalam, kalau kita tidak bisa menghormati orang lain itu berarti ilmu yang dimiliki masih dangkal karena merasa paling benar sendiri. Insyaalah dari FKMTHI ini akan puncul mufasir-mufassir hadits, yang menjadikan darah yang mengalir dalam tubuhnya ini mengalir darah yang tercampur dengan berkah Al-Qur’an. (Icin/rk)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *