Salah satu pondok pesantren tua di Yogyakarta adalah pesantren Al-Furqon yang beralamatkan di Jalan Sorobayan km 4,5 Murtigading, Sanden, Bantul. Pesantren ini berdiri tahun 1975 namun baru memiliki surta resmi data pesantren dari kementerian agama tahun 1994. Pendiri pesantren ini adalah KH. Aziz Umar, ulama dan tokoh masyarakat setempat.
Pesantren yang bercirikhaskan tahfidz Qur’an ini mempunyai misi yang terangkum dalam kata INSAN KAMIL, yaitu : Iman dan taqwa, Ngudi ngilmu, Santun, Amanah, Nasionalis, Kerja keras, Amal shalih, Mandiri, Istiqomah, dan Lestarikan lingkungan hidup.
Kiai Irfan putra dari Kiai Aziz yang saat ini menjadi pengasuh pesantren Al-Furqon menjelaskan bahwa pembangunan pesantren ini berasal dari pemerintah daerah, shodaqoh jariyah masyarakat, dan wali santri. Namun pemasok terbanyak berasal dari shodaqoh jariah masyarakat.
Adapun jumlah santri, ia memaparkan tercatat kurang lebih 200 santri yang mukim, dan 250 yang non mukim dengan persebaran santri berasal dari Pajangan dan Kulonprogo sebagai mayoritas. Namun persebarannya kian merata dari seluruh Indonesia. Ada yang dari Bantul, Sumatera, Sleman, Kalimantan, bahkan Singapura.
”Jadi dulu pas masih ada mbak Kiai Aziz (pendiri pondok-red), beliau menangai dua orang kakak beradik dari singapura yang kecanduan narkoba sampai mereka insyaf,” jelasnya ketika diwawancarai pada hari Rabu (18/07) di kediamannya.
Dalam kisahnya, Kiai Irfan juga menceritakan bahwa pesantren Al-Furqon menerima seluruh santri dari berbagai kalangan. Artinya semua golongan santri baik yang sudah paham akan Al-Qur’an atau bahkan yang bandel sekalipun, mereka akan diterima. Oleh karena itu, karena kebanyakan santri memang dimulai dari nol, maka target capaian yang ditentukan pesantren tidak terlalu berat.
“Sebetulnya kita tidak muluk-muluk karena kita menyadari bahwa Al-Furqon ini pondok yang mengawali. Artinya banyak santri yang dimulai dari nol, “ paparnya.
Namun demikian, tidak berarti pesantren ini lengah akan pengawasan dan pembinaan terhadap santri. Salah seorang santri asal Banyuwangi yang telah menempuh pendidikan di Al-Furqon selama 6 tahun dan dengan latar belakang mengawali, kini ia telah khatam hafalan sampai 26 juz. (Fadlan)