Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
BANTUL-Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum kembali mengadakan Diskusi Rutin Mahasiswa (27/7) pada kesempatan ini berkesempatan hadir Miss Claire-Marie Hefner, seorang antropolog, doktor muda dari Amerika putri dari Prof. Robert W. Hefner,
Diskusi ini dibuka dengan grup hadrah El-Hinds, dihadiri oleh santri yang merupakan mahasiswa-mahasiswi dari komplek H, Hindun Anisah, GP, Taman santri serta para pembimbing di bawah naungan Yayasan Ali Maksum, dan juga dihadiri oleh beberapa pengasuh.
Claire memberikan pengantar diskusi dengan menjelaskan bagaimana penelitiannya selama di Indonesia, ketertarikannya mengambil objek dua pesantren yaitu Pondok Pesantren Krapyak dan Muallimat yang berlatarbelakang organisasi Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, juga kesalutannya pada kemandirian santri-santri di pondok pesantren. Diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari mahasantri seputar penelitian, kehidupan Islam dan pendidikan di Amerika, dan pembentukan karakter diri.
Meraih gelar doktor di usia 28 terbilang masih sangat muda, bahkan sampai saat ini ia masih bersemangat untuk meraih gelar profesor di bidang antropologi. Claire mengaku telah menyusun rencana penelitiannya di Indonesia ini sejak masih kuliah S1, dan untuk meraih ini semua tidaklah mudah. Butuh proses dan perjuangan yang sangat lebih. Semangat dan dukungan dari orangtuanya menjadikan kesuksesan dia sampai saat ini. Motivasi Claire untuk mempelajari Islam dan perempuan di Indonesia, ini berawal dari kejadian WTC di Amerika sewaktu SMP dan memang dari kecil sudah mempunyai keingintahuan akan agama Islam.
“Komunitas muslim di Amerika dengan latar belakang macam-macam. Dari timur tengah, afrika, dan lain-lainnya. Masjid saja ada yang masjid khusus orang-orang Bangladesh, ada yang khusus Arab, namun tidak semuanya berkubu seperti itu, bahkan sekarang komunitas muslim di Amerika lebih bisa bekerja sama dan bersatu karena sekarang cukup kesulitan untuk menghadapi kasus diskriminasi di Amerika. Sebagai contohnya, terlihat dari kebijakan pemerintah dan presiden sendiri. Pendidikan Islam di Amerika sendiri sudah mulai berkembang, bahkan sekarang sudah ada universitas Islam Al-Zatun di California”, papar Claire menjawab pertanyaan salah satu santri.
KH. Hilmy Muhammad atau yang akrab disapa Gus Hilmy memberikan pesan kepada santri-santri, sebagai orang Indonesia tidak perlu merasa underestimate, namun ini menjadi pelajaran baik yang bisa diambil dari Amerika yaitu untuk selalu membentuk karakter pribadi yang berani tampil, berinovasi, dan selalu berkreativitas. Melihat karakter anak-anak di Amerika yang kebanyakan mereka sangat aktif dan berani tampil sejak kecil. (Lulu/rk)