Pemimpin Harus Bervisi Yang Kuat untuk Agama, Bangsa dan Negara

halaqoh ulama

Berita NU, BANGKITMEDIA.COM

BANTUL – Bangsa Indonesia ini lahir dari perjuangan para pendiri bangsa yang tulus dan ikhlas. Para pendiri bangsa ini adalah para ulama’ yang mempunyai visi yang kuat dalam agama untuk membangun bangsa dan negara. Kita semua, apalagi para ulama, harus selalu perhatian untuk masa depan bangsa ini.

Demikian ditegaskan KH Abdul Kholiq Syifa’, Rais Syuriah PCNU Bantul, dalam acara Halaqoh Ulama’ Aswaja yang bertema “Revolusi Mental dalam Perspektif Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyyah” di Aula PCNU Bantul, Sabtu (14/07).

Bacaan Lainnya

Kiai Kholiq, panggilan akrabnya, juga menegaskan bahwa kriteria pemimpin yang dapat mewakili suara rakyat nahdliyin adalah mereka yang berlandaskan agama yang kuat dan diakui oleh warga NU dan pernah berkecimpung dalam NU.

“NU selalu teguh dalam bersikap. Politik praktis memang bukan wilayah NU, karena politik NU adalah politik kebangsaan. NU selalu menyuarakan visi dalam berpolitik sebagaimana digariskan para pendiri NU,” tegas Kiai Kholiq.

Sementara itu, KH Dr Shofiyullah Muzammil menjelaskan bahwa forum ini sangat penting terutama pendidikan politik terhadap masyarakat nahdliyin yaitu politik yang mencerdaskan. Namun sekarang yang menjadi fenomena yaitu era informasi, dari media sosial yang menyesatkan soal ujar kebencian.

“Pemimpin  Indonesia pendampingnya harus santri, sebab mereka yang sudah sejak pra-kemerdekaan telah andil dalam memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia. Santri yang begitu banyak berkorban hingga mendapatkan sebuah kemerdekaan dan mempertahankanya. Santri tidak hanya yang tinggal dalam pondok pesantren namun juga di luar pesantren yang mempunyai spirit menjadi santri,” tegas Kiai Shofi yang juga Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta.

Yang tidak kalah pentingnya, lanjut Kiai Shofi, adalah seorang figur berkarakter dan membangun manusia yang bermartabat. Karena dengan tidak mempunyai moral yang baik akibatnya akan melakukan korupsi dan sebagainya.

“Kita semua berharap pada orang yang didukung untuk tidak hanya mempunyai pengetahuan namun juga sikap. Konsistensi terhadap wawasan dan pendirianya bahkan juga perilakunya. NU butuh karakter seperti itu untuk mengawal revolusi mental. Saat ini sudah saatnya NU memberikan pada orang yang layak di negara ini. Yang tidak hanya cerdas akan pengetahuanya namun juga cerdas akan amaliyahnya,” lanjut Kiai Shofi yang juga Dosen UIN Sunan Kalijaga.

“Indonesia membutuhkan pemimpin  dari kalangan santri. Ke depan yang mengawal keutuhan NKRI adalah seorang santri siapapun Presidennya,” sahut Prof Dr. Rochmat Wahab dalam acara ini.

Figur Masa Depan

Sementara it, KH. Ahmad Badawi Basyir dari Kudus menjelaskan bahwa NU dinilai mempunyai basis yang sangat kuat dalam berbangsa dan bernegara, khususnya basis kearifan lokal yang melekat dalam tradisi NU. Termasuk kearifan lokal itu adalah mudah dalam berkumpul, berorganisasi, dan bermusyawarah.

“Kader NU banyak yang potensial. Mereka semua mempunyai keunggulan masing-masing. Kita semua harus mendukung para kader NU untuk memimpin negeri ini. Jangan sampai kita memilih orang lain. Salah satu profil tokoh NU adalah Prof Mahfudh MD,” tegas Kiai Badawi. (ichin/saiful)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *