Pemikiran Prof. Azyumardi Azra Dibedah di UNU Jogja

YOGYAKARTA, BANGKITMEDIA.COM

Pemikiran Prof. Azyumardi Azra yang tertuang dalam tulisan berjudul “Komunisme dan Populisme Regio Politik” yang tayang di Kompas edisi 3 Oktober 2017, dibedah di Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, Senin (30/10) siang. Prof. Azyumardi dalam tulisannya mengungkapkan kekhawatirannya terkait kebiasaan para elit politik yang seringkali membawa urusan agama, termasuk isu PKI dan Komunisme ke dalam ranah perpolitikan tanah air Padahal hal itu sangat berbahaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bacaan Lainnya

Acara yang terselenggara berkat kerja sama antara Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU DIY, Pengurus Wilayah (PW)  IPNU-IPNNU DIY, Majelis Pemuda Islam Indoensia (MPII) dan UNU Jogja ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan.

Ada tiga pembicara yang dihadirkan dalam acara ini yakni Ketua PBNU KH. Imam Aziz, Pengasuh PP. Nurul Ummahat sekaligus Pendiri Forum Persaudaraan Umat Beragama (FPUB) KH. Muhaimin dan Pengurus PW Fatayat NU DIY dan Staf di Departemen Politik Pemeritahan Fisipol UGM Yusnita Ike Cristianti.

Ketua PW Fatayat NU DIY sekaligus ketua panitia dalam acara ini menyampaikan dengan tegas bahwa acara ini digelar untuk memberikan pengetahuan kepada para khalayak umum terkait isu PKI dan Komunisme yang sebenarnya dimainkan oleh segelintir orang demi kepentingan politik/ ambisi pribadi.

“Itu kan sangat membohongi kalangan awam. Kalau orang awam kan nggak tahu sama sekali. Yang ada mereka kemudian terbawa semangat kebencian kepada PKI. Itu membawa kepada budaya kekerasan dan budaya dendam. Kalau itu dipelihara oleh anak bangsa sangat tidak baik untuk kelanjutan bangsa ini,” tegas Khotim sapaan akrabnya.

Kalau mau jujur, lanjutnya, pemberontakan di negeri ini bukan hanya PKI saja. Banyak. Ada DI/TII dan lain sebagainya. Kalau mau dibongkar ya dibongkar semua.

“Isu ini kita angkat untuk membekali masyarakat agar melihat sesuai dari berbagai prespektif dan mau belajar lagi sejarah,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Khotim juga menegaskan bahwa PW Fatayat NU DIY akan selalu memberikan sumbangsih baik itu pemikiran dan khidmah-khidman lainnya untuk negara kesatuan RI.

“Selain itu, Fatayat juga berkomitmen untuk membesarkan UNU Yogyakarta dengan mengadakan berbagai kegiatan Fatayat di UNU. Karena UNU bukan milik pribadi, tapi milik organisasi. Semua banom NU dan warga NU memiliki kewajiban bersama untuk membesarkannya,” tandasnya.

Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua PWNU DIY Fahmi Akbar Idris, Ketua PW Muslimat NU DIY HJ. Dewi Lutfia Malik  dan perwakilan dari Majelis Pemuda Islam Indonesia Ruslani. (Ayu, Fina/Rokhim)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *