Papua Memanas, Yenny Wahid: Papua adalah Kita, Kita adalah Papua

Yenny Wahid

Senin (19/8/2019) terjadi aksi demo di beberapa titik di Papua, seperti di Manowkari dan Jayapura. Demonstrasi di Manokwari berujung rusuh. Gedung DPRD Provinsi Barat yang berada di jalan Siliwangi dibakar massa.

Massa juga memblokade akses jalan. Aksi massa tersebut dipicu oleh penyerbuan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur. Setelah menyampaikan aspirasi, massa perlahan-lahan meninggalkan lokasi demonstrasi. BBC melaporkan bahwa Sekitar pukul 19.00 WIB (atau pukul 21.00 WIT), situasi keamanan di Manokwari dilaporkan berangsur kondusif, dan aparat keamanan masih melakukan penjagaan di sejumlah titik.

Di tengah kondisi Papua yang memanas, putri alm Gus Dur, Yenny Wahid menulis pesan sejuk di akun instagram miliknya (@yennywahid).

Bacaan Lainnya

Bagi Gus Dur, tulis Yenny, orang-orang Papua adalah orang-orang yang dekat di hatinya.

“Almarhum Papa Theys, Bapa Toha dan tokoh-tokoh Papua lainnya adalah kawan-kawan karibnya. Gus Dur pula yang mengijinkan warga Papua memanggil diri mereka dengan nama kebanggaannya: Papua. Sebuah nama yang ketika diucapkan pada masa Orba, bisa mengantar orang ke penjara,” tulis Yenny.

Dengan mengembalikan nama Papua, Gus Dur memanusiakan dan membuat bangga orang-orang Papua

“Apalah arti sebuah nama kata orang, namun bagi Gus Dur, nama bisa berarti kebanggaan, ketika yang menyandangnya, merasa dimanusiakan. Berpuluh tahun, orang Papua merasa dianak tirikan oleh Jakarta Gus Dur mencoba merangkul mereka, dengan cara mengembalikan harkat martabatnya,” kata Yenny.

Yenny juga menyebut, usaha Gus Dur memanusiakan orang-orang Papua tersebut dilanjutkan oleh Jokowi.

“Sekarang Jokowi melanjutkannya, dengan cara membangun Papua agar kesejahteraan masyarakat meningkat,” kata Yenyy.

Yeny menjelaskan bahwa dirinya sedih dengan memanasnya situasi di beberapa daerah di Papua.

“Semua terjadi karena menyebarnya berita yang sampai sekarang belum jelas ujung pangkalnya, namun telah menjadi sumber provokasi dan hoax yang mengakibatkan naiknya emosi,” ujar Yenny.

Kami menghimbau, lanjut Yenny, agar semua pihak mengedepankan kearifan dan kasih sayang kepada sesama warga bangsa. Inilah nilai yang diajarkan orang tua kita, kyai kita maupun pastor kita.

“Mari kita semua saling merangkul. Karena Papua adalah kita, dan Kita adalah Papua,” tandas Yenny. (Rokhim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *