NU Difitnah, Gus Yahya: Sumbernya dari Mana?

Gus Yahya Staquf

Berita NU, BANGKITMEDIA.COM

YOGYAKARTA. NU kembali difitnah. Musuh-musuh NU tiada hentinya menyebarkan fitnah agar NU buruk di mata umat, terkhusus di mata warga nahdliyin. Ramai diperbincangkan di media sosial twitter bahwa NU menerima dana 2 triliun rupiah dari AS terkait terorisme dengan niat terselubung. Adalah akun twitter @Hulk_Idn yang pertama kali menyebarkan fitnah tersebut.

“Baru saja informasi intelejen masuk lewat telegram. Saat ini NU bekerja sama dengan AS dalam rangka terorisme di Indonesia. Pihak AS akan gelontorkan dana 2 triliunan ke pimpinan NU untuk menangkal terorisme. Tentu ini ada niatan terselubung,” demikian tulis akun @Hulk_Idn pada Sabtu (19/05/2018)

Bacaan Lainnya

Fitnah tersebut dihembuskan dua hari setelah Katib Aam PBNU KH. Yahya Cholil Staquf bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence di Gedung Putih, Kamis (17/05/2018). The Christian Post seperti yang dilansir NU Online menulis bahwa pertemuan di Gedung Putih pada Kamis Sore itu merupakan bentuk solidaritas serta penegasan komitmen kebebasan beragama dan hidup berdampingan secara damai. Dialog berkisar soal promosi perdamaian dan komitmen bersama memerangi ekstremisme.

Jadi jelas, tidak ada niat terselubung apalagi ada gelontoran dana sebesar 2 triliun rupiah dari AS ke NU.

Menanggapi fitnah tersebut, Katib Aam PBNU KH. Yahya Cholil Staquf menulis di akun Facebooknya, Senin (21/05), dengan mempertanyakan sumber fitnah tersebut. Ia juga mempertanyakan kepada wartawan mengapa menindak lanjuti informasi dari sumber yang tidak jelas. Berikut ini, tulisan singkat Gus Yahya menanggapi fitnah ke NU

“Sumbernya dari mana?”

“Ada yang ngetwit begitu”.

“Yang ngetwit siapa?”

“Ya nggak tahu tapi rame di twitter”.

“Lha wong info dari akun nggak jelas kok sampeyan follo ap? Sampeyan ini wartawan cap apa?”

“Soalnya sudah viral…”

“Mau viral mau enggak! Saya ini manusia jelas identitas jelas jabatan jelas, masak nanggapi akun nggak jelas? Kalau saya bikin akun bodong terus ngetwit: Jokowi kencing di genteng, masak iya Presiden harus nanggapi?”

Menurutku, dunia pers kita harus melakukan sesuatu supaya jurnalisme tidak menjadi ajang konyol-konyolan. (rk)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *