NKRI Bersyariat?
Belakangan ini kelompok fundamentalis konservatif kembali meneriakkan slogan NKRI Bersyariat. Perlukah slogan ini?
Rasulullah saw bersabda “Aku adalah Nabi pembawa kasih sayang/rahmah” dan “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Kasih sayang dan akhlak adalah inti risalah Islam, sedangkan syariat bersifat sekunder.
Di dalam Al-Quran terdapat 6.000 ayat namun ayat-ayat tentang hukum-hukum kurang lebih hanya 200. Sebagian 200-an ayat sudah dinusakh dan yang tersisa kurang lebih 80 ayat. Islam lebih dominan sebagai agama kasih sayang dan akhlak mulia dibandingkan agama syariat. Hal ini berbeda dengan Yahudi yang lebih dominan aspek syariatnya. Sikap terlalu menonjolkan aspek syariat Islam sama saja dengan men-Yahudi-kan Islam.
Sekali lagi, Islam adalah agama kasih sayang. Buktinya, kata rahmat/kasih sayang diulang-ulang di dalam Al-Quran sejumlah 79x, sedangkan kata syariat atau derivasinya hanya diulang sebanyak 4x.
Dengan demikian, slogan yang lebih tepat adalah NKRI Berkasih Sayang dan NKRI Berakhlak/Beradab, bukan NKRI Bersyariat. Sejarah juga membuktikan bahwa penyebaran Islam di Indonesia meraih keberhasilan melalui dakwah dengan kasih sayang dan akhlak mulia, tanpa menonjol-nonjolkan dakwah syariat yang kaku. Tanpa slogan bersyariat, toh kita sudah dengan bebas melaksanakan shalat, puasa, zakat, haji dll tanpa ada larangan dari negara.
Penulis: KH Irwan Masduqi, Pengasuh Pesantren As-Salafiyah, Mlangi Sleman.