Peran perempuan saat ini di Pakistan sangat berat karena mereka tercerabut dari akarnya. Mereka yang seharusnya bisa mengembangkan keluarganya, kini mereka harus merawat para korban perang. Demikian disampaikan Mossarat Qadeem, utusan Pakistan, dalam Seminar Internasional Ulama Perempuan, Selasa (25/4/17) di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat.
Mussarat menambahkan, Institusi yang ia kelola telah membangun pandangan yang melawan bias dari masyarakat. Diantaranya juga meningkatkan kapasitas dari guru agar bisa membangun toleransi.
Ia melakukan berbagai macam cara agar dapat mewujudkan cita-cita institusinya walaupun pekerjaan yang ia lakukan mengandung risiko besar.
“Maka dari itu, ibu-ibu kami minta menjadi agen perubahan yang positif sehingga anak-anak tidak terlibat dalam radikalisme. Karena kami ingin mengubah mindset di masyarakat,” tutur Mossarat. (Udin-Icin)