Dalam perjalanan kehidupan, tidak jarang seseorang merasakan bernasib apes, sial, atau malang. Perasaan seperti ini sebenarnya datang dari hati yang was-was. Sebab Islam tidak mengenal kemalangan. Allah swt menjadikan kehidupan bukan dengan kesia-siaan. Karenanya, harus selalu optimis bahwa hidup pasti memiliki kebaikan, bukan kemalangan.
Nabi saw menjelaskan, bahwa perasaan malang atau sial hanya kekhawatiran di hati semata. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Mua’wiyah bin al-Hakam as-Sulami ash-Shahabi (seorang sahabat Nabi saw) ra, ia berkata :
قُلْتُ : يَارَسُوْلَ اللهِ مِنَّا رِجَالٌ يَتَطَيَّرُوْنَ قَالَ : ذَالِكَ شَيْءٌ يَجِدُونَهُ فِي صُدُورِهِمْ، فَلَا يَصُدَّنَّهُمْ
“Aku pernah bertanya (kepada Rasulullah saw) : ‘Wahai Rasulullah, diantara kami terdapat beberapa orang yang merasakan ada sesuatu yang membawa kemalangan’. Rasulullah saw bersabda : ‘Itu adalah sesuatu yang mereka rasakan di dalam hati mereka, sebenarnya hal itu tidak semestinya mengganggu mereka’.” (H.R. Muslim)
Meski perasaan bernasib sial hanya kekhawatiran, hal tersebut bisa mengganggu fokus hidup. Semangat untuk melangkah menjadi kendor. Karena itu, Nabi saw mengajarkan doa ketika seseorang merasakan sesuatu yang dianggapnya mendatangkan kemalangan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis :
“Nabi saw ditanya tentang perasaan sesuatu yang mendatangkan kemalangan. Beliau bersabda : ‘Paling benar hanya kebetulan saja. Hal itu tidak akan dapat memalingkan seorang muslim. Apabila kalian melihat ada sesuatu yang dianggap menimbulkan kemalangan yang tidak kalian senangi, bacalah :
اَللّٰهُمَّ لَايَأْتِيْ بِالْحَسَنَاتِ اِلَّااَنْتَ وَلَا يَذْهَبُ بِالسَّيِّئَاتِ إِلَّا أَنْتَ ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّابِاللهِ
“Ya Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, tidak ada yang menghilangkan kejahatan kecuali Engkau, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (izin) Allah”. (H.R. Ibnu Sunni)
*) Sumber : Al-Adzkar Imam Nawawi
