Bangkitmedia.com, YOGYA – Ketua Tanfidziyah PWNU DIY KH Ahmad Zuhdi Muhdlor mengatakan, KH Ali Maksum merupakan sosok teladan yang tiada batasnya bagi santri dan NU. Hal tersebut disampaikan saat berlangsung temu alumni istimewa dalam rangka Haul ke-36 KH ALi Maksum bertema “Mengenang Mbah Ali dalam Perjuangan NU” yang digelar Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum di kompleks Madrasah Aliyah (MA) Yayasan Ali Maksum, Sabtu (9/11/2024).
Kegiatan tersebut juga dihadiri tokoh-tokoh penting seperti Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Dalam kesempatan tersebut, Kiai Zuhdi berbagi kisah mengenai pengaruh mendalam Mbah Ali di kalangan santri dan alumni. Bahkan, ayah Kiai Zuhdi pernah menjadi salah satu murid Mbah Ali yang selanjutnya menunjukkan dampak besar beliau dalam membentuk generasi cendekiawan. Kenangan para santri berjajar menyambut kedatangan Mbah Ali dengan iringan grup rebana mencerminkan penghormatan dan penghargaan atas dedikasinya.
“Mbah Ali dikenal inovatif dalam pendidikan, membawa materi seperti Qiraatur Rasyidah dan Jamaatul Firon ke dalam kurikulum pesantren—langkah yang dianggap revolusioner pada zamannya. Prof. Mukti Ali menyebut pemikiran Mbah Ali sebagai luar biasa, berani menantang arus tradisi. Keberanian beliau terlihat pula dalam membaca Idatun Nasiin, kitab yang saat itu dilarang oleh beberapa kiai,” urainya.
Mbah Ali bergabung dengan NU pada 1950, di tengah tantangan besar, dan menjadi anggota konstituante pada 1955, mewakili DIY. Ia juga turut mendorong kader NU dalam pemerintahan lokal, memperkuat posisinya sebagai tokoh politik berpengaruh. Sebagai Rais Suriah, Mbah Ali turut mewarnai perjalanan organisasi bersama Kiai Kholil dan Kiai Nawawi.
Kiai Zuhdi menekankan bahwa semangat Mbah Ali harus terus dilestarikan oleh generasi penerus NU. Dengan ajaran moderatnya, beliau diharapkan menjadi teladan dalam perjuangan menjaga nilai-nilai Islam yang damai dan berkemajuan. (*)