LDNU DI Yogyakarta Gelar Bincang Sore Personal Branding Dai
YOGYAKARTA, BANGKITMEDIA
Dalam dua tahun terakhir ini, banyak Channel dan sosmed Islami bermunculan, mulai dari ceramah, pengajian kitab, lagu-lagu rohani, kursus baca Qur’an online, pengajaran bahasa Arab berseri, kajian tematik, dan lain sebagainya.
Terutama pada masa pandemi Covid-19, banyak para guru, ustadz, dai, syekh, mursyid yang meluangkan waktu untuk belajar media digital demi tersebarnya dakwah Islam ke penjuru negeri.
Langkah ini patut diapresiasi mengingat semakin membludaknya jumlah manusia dengan beragam kesibukan. Sehingga peralihan ke media digital menjadi pilihan bagi setiap orang untuk belajar agama tanpa sekat ruang dan waktu.
Sebagai wujud komitmen dalam pengembangan dakwah Islam, terutama dakwah lewat media digital, Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama PWNU Daerah Istimewa Yogyakarta (LDNU DIY) akan menggelar bincang sore seputar dakwah dalam dunia digital.
Acara ini dikemas dalam diskusi bertemakan “Personal Branding Dai NU” yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 20 Juni 2020 secara daring via aplikasi Zoom.
Acara ini akan menghadirkan narasumber dari pakar desain komunikasi visual dari NU Gus Zamzami Almakki, S.Pd, M.Ds, alumni Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta sekaligus dosen Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara bersama Ketua LDNU PW DI Yogyakarta KH. M. Ikhsanuddin, M.SI.
Hadir sebagai pembicara kunci Dr. KH. Muhammad Bukhari Muslim, Lc.MA, sekretaris LDNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Bertindak sebagai moderator dalam acara ini Ustadz Aris Risdiana Kartasasmita, MM, pengurus LDNU PW DIY dan Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kiai Ikhsan menjelaskan bahwa acara ini penting untuk diadakan. Hal itu mengingat banyak dai NU yang perlu mengenal lebih jauh bagaimana langkah-langkah mengembangkan potensinya dalam dakwah, terutama dalam hal membranding diri lewat media online.
Selain itu, para dai juga perlu memahami bahasa media digital. Bagaimana berinteraksi dengan audiens, membuat kekhasan diri supaya lebih mudah dikenal, sekaligus mengemas konten dakwah yang lebih interaktif dan inovatif tanpa meninggalkan kualitas isi yang mudah dan mendalam.
Melalui acara ini, diharapkan peserta, terutama para dai Aswaja an-Nahdliyyah mampu bersaing secara sehat, baik dalam mengemas diri maupun dalam menyuguhkan konten dakwah yang benar-benar berkualitas. Umat awam sebagai objek dakwah ibarat ladang yang harus disemai, dirawat, dikasihi dan didoakan. Mereka senantiasa membutuhkan bimbingan yang kontinyu serta tahapan untuk mengenal Islam dari pintu-pintu yang indah. Butuh kosakata kalimat dan bahasa tubuh yang mengundang simpati dan membekas dalam hati. Termasuk kemasan diri dan visual yang menyejukkan dan nyaman dipandang. (Rully)