Ada sebuah humor menarik yang disampaikan oleh sahabat karib Gus Dur yakni Kiai Husain Ilyas Mojokerto. Humor ini disampaikan saat memperingati 40 hari wafatnya Kiai Maimoen Zubair Sarang Rembang.
Kiai Husein Ilyas menceritakan kisahnya bersama Gus Dur kepada para jamaah. Ia bercerita bahwa pada masa Gus Dur menjabat sebagai Presiden Indonesia, hampir setiap dua minggu sekali Gus Dur datang bersilaturahmi ke kediaman Kiai Husein Ilyas untuk sekedar bercerita. Namun ada satu cerita yang sangat lucu menurutnya.
Suatu ketika, kata Kiai Husein Ilyas, Gus Dur yang pada saat itu menjabat sebagai Presiden keempat datang dengan menggunakan mobil sedan berwarna hitam.
“Gus Husein, adohe Jakarta teko kene, kulo niki gak lapo-lapo, mung kepingin ndongengi sampean”
(Gus Husein, jauhnya Jakarta kesini, aku ini tidak mau apa-apa, hanya ingin memberikan cerita kepada kamu) kata Gus Dur kepada Kiai Husein Ilyas
Namun di sela-sela ingin mulai menceritakan dongeng Gus Dur, Kiai Husein menanyakan kepada para jamaah, untuk meyakinkan apakah tetap ingin mendengarkan dongengnya.
“uwong lanang nek bojone telu utowo papat, angel kecemplung neroko”
(seorang laki-laki kalau mempunyai istri tiga atau empat, susah untuk masuk neraka) Gus Dur memulai cerita
“mbiyen iku ono ceritone uwong lanang, bojone telu, uwonge cilik”
(dulu ada cerita lelaki yang mempunyai istri tiga, orang nya kecil) sambung Gus Dur
Dalam hati Kyai Khusein Ilyas ”wah ngilokno aku iki” (waduh nyindir aku ini).
“bareng nek yaumul fasli saat hari keputusan, uwong seng bojone telu iki, wadulane mbok tuek”
(ketika sampai di hari keputusan, pengadilan akhirat, lelaki yang memiliki istri tiga ini, laporan dari istri pertama) kata Gus Dur
“Kulo mboten terimo moloikat, kulo niki saklawase urip, atine kulo niki dilarakne karo bojone kulo niki”
(aku tidak terima wahai malaikat, aku ini selama hidup, hatiku ini sering disakiti oleh suami aku ini)
“Iyo nek panase serngenge, iso nggo wong akeh, la nek panase ati?”
(iya kalau hanya sekedar panasnya matahari, bisa untuk orang banyak, kalau panasnya hati?)” celetuk Gus Dur menceritakan tuntunan istri pertama.
‘’ya trus karepno yaopo?” (terus mau mu apa?) tanya malaikat kepada istri pertama
“sampean cempluake teng neroko, cek ngerasakno panase ati”
(malaikat masukkan saja ke dalam neraka, supaya dia merasakan bagaimana panasnya hati) jawab istri pertama
“Dicekel karo moloikat, barang ngono ndadak kepapakan karo mbok nomor loro mbek mbok nomor telu”
(ketika malaikat sedang membawa lelaki tersebut menuju ke neraka, di jalan bertemu dengan istri yang kedua dan istri yang kedua), kata Gus Dur.
“sampean niki sinten?” (anda ini siapa?) tanya istri kedua
“aku moloikat” (aku malaikat) jawab malaikat
“la niki ajeng dibeto teng pundi?” (terus ini mau dibawa kemana?) tanya istri kedua
“nang neroko” (ke Neraka) jawab malaikat
“Opo sebabe?” (apa sebabnya) tanya istri kedua
“ngelarakno ati ne bojone” (menyakiti hati istrinya) jawab malaikat
“ancene malaikat gak tau rabi” (memang malakat tidak pernah menikah) sahut istri
Malaikat tidak bisa berbicara lagi
“ngeten nggeh poro moloikat nggeh, kulo niki bojone mas niki, adik niki nggeh bojone mas niki“
(jadi begini malaikat, aku ini adalah istrinya mas itu-menunjuk lelaki itu-, adik ini juga adalah istri mas itu) jelas istri kedua
“Masio gak digawakno omah, masio gak dibelanjani, masio gak disandangi, dadi bojone tok mawon, kulo mpun maturnuwun”
(walaupun tidak dibuatkan rumah, walaupun tidak diberikan uang belanja, walaupun tidak dibelikan pakaian, aku menjadi istrinya saja sudah sangat terima kasih) sambung istri kedua
“wong wedok koyo aku ini ahli suwargo nopo ahli neroko?”
(Perempuan seperti ini adalah perempuan ahli neraka atau surga?)
Malaikat menjawab “wong aku adile, jelas ahli suwargo” (karena aku adil, jelas ahli surga)
“lah nek kulo niki ahli suwargo, yoknopo yoknopo bojo kulo ajak teng suwargo” (lantas, kalau aku ini ahli surga, mau bagaimanapun, suamiku aku ajak masuk surga) celetuk Istri lelaki tadi
Malaikat menjawab “yowes sak karepmu!” (ya sudah terserahmu!)
Demikian artikel Laki-laki Susah Masuk Neraka, Humor Gus Dur. Semoga bermanfaat.
Melengkapi artikel di atas, silahkan tonton video berikut: