Kunci Sukses Memondokkan Anak

mondokkkan anak

Hal pertama yang sangat penting saat memondokkan anak adalah rasa yakin dan percaya terhadap pesantren yang telah kita pilih. Karena bagaimanapun pesantren memiliki pendidikan dengan kultur yang khas. Jika walisantri sejak awal tidak memiliki cukup keyakinan atau kepercayaan terhadap pesantren yang dipilihnya, baik dari sisi kepengasuhan, metode ataupun sistem yang diterapkan, maka jangan harap proses ananda dapat semaksimal yang diharapkan.

Keyakinan dan kepercayaan merupakan modal dasar. Karena dengann keyakinan dan kepercayaan, maka orang tua tidak akan merasa khawatir berlebihan. Rasa khawatir amatlah wajar dirasakan orang tua, namun jika khawatir yang berlebihan itu tidak segera diatasi, maka jangan harap anak akan melalui setiap proses dengan baik. Demikian pula dengan pihak pesantren. Pesantren akan bisa menerapkan aturan dan metode yang telah dirancang dengann lebih baik, jika walisantri tidak terus menerus dilanda kekhawatiran terhadap ananda. Jadi, rasa yakin dan percaya orang tua terhadap pesantren, menurut saya merupakan tips pertama agar anak bisa berhasil dalam belajar di pesantren.

Saya sendiri setahun ini memondokkan si sulung. Biasanya dua atau tiga bulan sekali si sulung saya sambangi. Jika hendak telpon, mungkin butuh usaha 40 hingga 50 kali bahkan lebih dari 50 kali memencet nomor pesantren, agar telpon bisa tersambung, mengingat saya harus bersaing dengan 700 ortu lainnya yang mungkin berkehendak menelpon anaknya pada waktu yang sama. Tapi saya jalani proses itu dengan sewajarnya. Sebagaimana dulu orang tua saya memondokkan saya di pesantren yang sama.

Saya masih ingat, dulu ketika mengantar ke pondok, bapak saya dawuh, bahwa saya tidak boleh pulang, menelpon atau minta disambang sebelum 40 hari sejak kedatangan saya sebagai santri baru. Waktu itu tentu saya menangis tiap malam. Tapi belakangan saya baru faham maksud bapak ketika itu. Hitungan 40 hari sebenarnya hanyalah cara bapak memberikan waktu kepada saya sebagai santri baru agar bisa menata hati dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Demi membuat saya kerasan di pesantren, maka bapak membuat atauran tersebut. Saya nurut dawuh bapak, di lain pihak, bapak saya juga yakin bahwa anaknya akan baik-baik saja di pesantren.

Keyakinan orang tua adalah kekuatan untuk anak-anaknya. Maka mulailah memondokkan anak dengan meneguhkan keyakinan kita sendiri sebagai orang tua. Jika belum yakin, maka tunggulah hingga yakin, atau jika belum yakin buatlah agar menjadi yakin.

(Penulis: Neng Tutik N. Jannah, Pesantren Maslakul Huda Kajen Pati)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar