Kisah Yahudi Pembela Nabi yang Gugur dalam Perang Uhud
“Dia Yahudi Terbaik !!”
Mengumpulkan Hadis, menemukannya, mengadakan perjalanan untuk mencarinya, dan membukukan hasil penyusunannya, merupakan “dasar” pertama kebudayaan Arab Islami, dengan segala ilmunya yang dikutip dan disandarkan pada periwayatan serta dipercayakan kepada sanad (baca: rangkaian urutan orang-orang yang menjadi sandaran atau jalan yang menghubungkan satu hadis sampai pada Nabi). Semua yang kita ketahui seperti sejarah dan perilaku, peperangan dan penaklukan, biografi dan “thabaqat” (tingkatan, lapisan), sampai tafsir ak Qur’an dan ilmu-ilmu qira’at (bacaan).
Salah satu ulama perintisnya Ibnu Sa’ad dengan karyanya Thabaqat. Ibnu Sa’ad, dilahirkan di kota Basrah 168 H, beliau melakukan perjalanan ke Madinah, Kufah dan Baghdad untuk melakukan perjalanan mencari ilmu. Kemudian beliau menetap di Baghdad. Di-masanya banyak orang yang memandang beliau sebagai pakar ilmu dalam bidang hadits, fiqh , Biografi dan lainnya. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di kota Baghdad 230 H. Kitab ini merupakan karya awal yang merintis data biografi periwayat hadits, yang menggunakan sistem sanad sehingga penyandaran riwayatnya jelas. Biografi periwayat diklasifikasikan dalam berbagai thabaqat, sehingga memudahkan untuk mengetahui generasi satu dengan generasi yang lainnya. Dalam menyusun dan menulis kitabnya, ibnu Sa’ad menggunakan metode deskriptif-analisis (memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya).
Salah satu biografi yang jarang di “dengar” adalah sisi lain dari kisah perang Uhud. Pada masa itu jika ada yang membicarakan perang Uhud di depan Abu Bakar, Abu Bakar selalu menyahut, “Perang hari itu adalah peperangan milik Thalhah seluruhnya.”
Banyak yang tidak tahu pada peristiwa perang uhud ada seorang rabbi Yahudi yang sangat sayang kepada Nabi Muhammad. Mukhayriq namanya. Dia seorang kaya raya dan kemudian memutuskan ikut perang Uhud membela Nabi Muhammad. Dia berwasiat bahwa kalau dia terbunuh maka semua kekayaannya diserahkan kepada Nabi Muhammad.
Penceramah Muslim modern telah ratusan kali menceritakan perang Uhud, salah satu pertempuran besar dalam hidup Rasulullah, dimana kaum muslimin kocar- kacir oleh strategi Khalid bin Wallid (sebelum masuk Islam), namun “jarang” terdengar tentang kisah Rabi Mukhayriq yang gugur dalam pertempuran itu melawan musuh-musuh Islam.
Mukhayriq, martir Yahudi pertama dalam Islam, adalah seorang yang kaya dan pemimpin suku Thalabah. Ia berjuang di sisi Nabi dalam perang Uhud 625 M, dan gugur di dalamnya. Peristiwa tersebut terjadi hari Sabtu. Rabi Mukhayriq berbicara kepada orang-orangnya dan meminta mereka untuk pergi bersamanya membantu Nabi. Orang-orang sukunya menolak dengan mengatakan bahwa itu adalah hari Sabbath (sabtu), adalah hari suci bagi kaum Yahudi untuk beribadah.
Mukhayriq menghukum mereka karena tidak memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang Sabbath (baca: berhenti / istirahat) dalam untuk hal-hal pekerjaan bukan dalam hal selain itu, dan dia juga mengumumkan kepada kaumnya bahwa jika ia gugur dalam pertempuran maka seluruh kekayaannya akan diberikan kepada Nabi.
Peperangan terjadi pada hari sabtu, dan sebagai Yahudi seharusnya dia diam di rumah. Namun dia memutuskan tetap pergi membantu Nabi Muhammad. Dalam keadaan terluka parah di perang Uhud, Nabi Muhammad diberitahu bahwa Mukhayriq telah gugur dan memberikan kekayaannya untuk Nabi Muhammad.
Rasulullah berkomentar: “Mukhairiq khairul yahud, “dia yahudi terbaik!”. (Thabaqat Ibnu Sa’ad).
Sejarah menyisakan “cerita manis” bagaimana Rasulullah menjalin hubungan baik dengan non-Muslim. Membaca kembali sejarah, mestinya kita merasa malu, di tangan kita Islam telah berubah dari agama yang menebar rahmat menjadi agama yang gampang melaknat، dari agama yang begitu ramah menjadi agama yang penuh api amarah, dari agama yang penuh kasih sayang menjadi agama yang pemeluknya sedikit-sedikit merasa tersinggung dan berteriak, “Ini Penistaan Agama!”
لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من دياركم ان تبروهم وتقسطوا اليهم ان الله يحب المقسطين
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang² yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang² yang berlaku adil.
(Qs al Mumtahanah 8).
Saya harap kelompok Islam di Indonesia jangan suka berbuat kekerasan terhadap kelompok agama lain, apa lagi terhadap sesama muslim hanya karena beda ormas. Anda tahu kan kalau dalam Islam, babi itu haram.
Nah, babi yang tidak buta saja haram, apalagi membabi buta”.
Demikian Kisah Yahudi Pembela Nabi yang Gugur dalam Perang Uhud. Semoga bermanfaat.
والله اعلم
Penulis: Musa Muhammad.
Artikel terkait baca di sini
Tonton juga video unik seputar hikmah kehidupan. Tonton di sini