Sahabat semua dan para santri. Ketika saya dulu diketemukan Gus Ali Masyhuri Tulangan Sidoarjo dengan Gus Miek dan sahabatnya Gus Aziez Tegalrejo Salatiga, kemaudian mereka memintaku membuat pesantren. Demikian pula ketika ketemu Mbah Dimyati Kaliwungu dan Mbah Kholil Sonhaji Sucen Purworejo.
Saya masih ragu. Ketika sowan ke Simbah Dollah Salam Kajen Pati diantar Simbah Liem (Muslim Rifai Imam Puro Klaten). Oleh Mbah Dullah Pati serta Mbah Sahal, saya juga ditegaskan sudah saatnya laku istiqoomah tidak blayangan ke kuburan-kuburan lagi.
Saya silaturahmi ke Gus Mus dan kakaknya Gus Kholil Bisiri, saya ngeluh karena diminta buat pesantren, padahal ilmu saya itu pas-pasan, Gus Mus malah mesem dan mengajaku nonton bola di TV. Padahal di depan rumah beliau sedang diadakan muktamar PPP dengan jagonya Hamzah Haz dan Mathori Abdul Jalil yang akan menggantikan Buya Ismail Metareum.
hahahahahahaha, gak usah pusing gus. Gak usah mikirin politik nonton bola saja, seperti saya ini, kata Gus Mus.
Kemudian saya malah diminta membacakan sebuah puisi karangannya, kerudung putih kalau tidak salah judulnya. waktu itu Gus Yahya Staquf baru lulus dari IAIN Yogya, masih kencur banget.
Saya makin gamang saja. Baru setelah diminta untuk istikhoroh untuk melihat kemungkinan ke depan PPP, saya mulai mantab. Dalam istikhoroh itu muncul cahaya dua yang satu bulat yang satu segi empat semua sama-sama menuju ke langit. Lalu Gus Kholil mengajak saya naik kijang hijau disopiri sendiri dan membalap kenceng banget.
Kang Gus Nuril melihat isyarohnya begini begini, sampai cerita sendiri ke Kang Sahid Kemadu. Lalu saya ceritakan wiridan asma qomar saya di tengah laut dan hasilnya seperti tersebut di atas. Kyai alhamdulillah itu lalu mengatakan, ” kudu Furqoh”.
Saya tidak faham dengan kalimat ini, ternyata belakangan hari baru ngeh setelah Kang Mathori Abdul jalil kalah menyalonkan diri jadi ketua DPP PPP, padahal didukung Gus Dur Cs. Yang menang Hamzah Haz yang lebih didukung orde baru.
Maka kelompok sesepuh itu memisahkan diri termasuk Gus Mus dan Gus Dur mendirikan PKB. Ini namanya furqoh itu. Nah di sela-sela menyampaikan hasil kabar langit itulah, saya sampaikan kepada Mbah Sahid soal perintah dan dawuh para kiyai sepuh agar saya bikin pesantren, tidak mewarisi pesantren yang sudah ada.
Syaratnya harus riyadloh gus, kata Mbah Sahid Sulang Kemadu.
Sejak saat itulah kami riyadloh dan banyak menemukan jawaban doa dari Allah.
3 September 2015.
Penulis: Gus Nuril Arifin, Semarang.
Demikian artikel berikut ini : Kisah Perjalanan Gus Nuril Bertemu Gus Miek dan Para Kiai Sepuh Semoga ber manfaat
Sumber ini Ada disini