Kisah Buka Puasa Sunan Bonang Tuban

Menu Buka Puasa Sunan Bonang Tuban

Kisah  Buka Puasa Sunan Bonang Tuban.

Bubur suro namanya. Alias bubur Harisah. Warnanya kuning emas. Adalah makanan yang paling ditunggu oleh warga Tuban saat bulan ramadhan tiba. Pasalnya, bubur itu hanya ada di bulan ramadhan.

Masyarakat Tuban percaya bahwa bubur tersebut adalah menu buka puasa Sunan Bonang sejak tahun 1500 M. Artinya, menu itu peninggalan dari sang sunan.

Sunan Bonang sendiri merupakan salah satu bagian dari wali sanga. Nama aslinya Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Anak dari Raden Rahmad alias Sunan Ampel.

Bubur suro hingga kini menjadi makanan khas di daerah tuban, khususnya di kompleks pemakaman Sunan Bonang. Setiap bulan suci ramadhan, para pengurus Yayasan Mabarot Sunan Bonang selalu memasak puluhan kilo hidangan bubur suro untuk takjil puasa. Nantinya, bubur tersebut akan dibagikan kepada warga sekitar kompleks makam.

Rasa bubur suro tidak pernah berubah sejak era Sunan Bonang. Hal itu ditegaskan oleh pihak yayasan Mabarot. Mereka mengatakan bahwa masih menggunakan resep asli yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kalau diruntut ke atas terus, akan sampai ke Sunan Bonang.

Selain resep, takaran bahan dasar untuk membuat bubur suro juga tidak berubah. Setiap 25 kg beras, dibutuhkan 6 kg daging sapi, 10 kg balungan dan 10 butir kelapa. Itu bahan dasar yang harus disiapkan setiap hari.

Selanjutnya, bumbu-bumbu tersebut dimasak di dua wajan. Dua wajan tersebut terbuat dari kuningan. Butuh waktu selama tiga jam, untuk memasak hingga bubur jadi. Setelah matang, bubur didiamkan terlebih dahulu sebelum dibagikan kepada masyarakat sekitar.

Dalam sekejap, bubur suro tersebut langsung ludes tak tersisa. Panitia senang, warga juga senang. Alhamdulillah.

Bagaimana, tertarik ingin mengicipi bubur suro?

Demikian tentang Kisah Buka Puasa Sunan Bonang Tuban, semoga manfaat.

(Mukhlisin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *