Kiat Sukses Masuk Pertama Sekolah, Resep dari Kiai Hasyim Asy’ari

masuk sekolah

Setiap masuk pertama sekolah, semua pasti berwajah cerah dan bahagia. Semua persiapan sudah dilakukan. Mulai baju seragam, sepatu, buku, dan lainnya. Bahkan tidak sedikit yang juga berfasilitas sepeda motor baru. Semua fasilitas fisik disiapkan sedemikian rupa. Apa harapannya? Tentu saja optimisme dan semangat, sehingga bisa sukses dalam pendidikan.

Akan tetapi, semua persiapan fasilitas itu sebatas penunjang saja. Ada yang lebih prinsip dari itu semua, yakni menyiapkan mental anak. Di sini, menarik untuk mengungkap kiat sukses bagi anak yang diajarkan KH Hasyim Asy’ari, pendiri Pesantren Tebuireng Jombang yang juga pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU). Berikut tips sukses bagi pelajar yang harus disiapkan secara internal diri pelajar itu sendiri.

Pertama, mengkondisikan agar hati tetap jernih dan bersih. Sebelum mengawali proses mencari ilmu, seorang pelajar hendaknya membersihkan hati terlebih dahulu dari berbagai macam kotoran dan penyakit hati seperti kebohongan, prasangka buruk, hasut (dengki), serta akhlak-akhlak atau akidah yang tidak terpuji. Hal tersebut sangat dianjurkan demi menyiapkan diri pelajar yang bersangkutan di dalam menerima, menghafal, serta memahami ilmu pengetahuan secara lebih baik dan mendalam.

Kedua, membangun niat yang luhur, yakni mencari ilmu pengetahuan semata-mata demi meraih ridha Allah SWT serta mengamalkannya setelah ilmu itu diperoleh, mengembangkan syari’at islam, mencerahkann mata hati (batin), dan mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Oleh karena itu dalam upaya mencari ilmu pengetahuan seorang pelajar tidak sepantasnya menanamkan motivasi mencari kesenangan-kesenangan duniawi seperti pangkat/jabatan, kekayaan, pengaruh, reputasi dan lain sebagainya.

Ketiga, menyegerakan diri dari tidak menunda waktu dalam mencari ilmu pengetahuan. Mengingat bahwa waktu (kesempatan) yang telah berlalu mustahil akan terulang kembali. Seorang pelajar hendaknya juga mengesampingkan aktivitas lain yang dapat mengurangi kesempurnaan dan kesungguhanya dalam mempelajari ilmu pengetahuan.

Keempat, rela, sabar dan menerima keterbatasan (keprihatinan) dalam masa-masa pencarian ilmu, baik menyangkut makanan, pakaian, dan lain sebagainya. Dengan menanamkan sikap semacam itu niscaya seorang pelajar akan sukses mengarungi luasnya samudera ilmu pengetahuan, juga mampu menata hati dan pikiran (mendapatkan ketenangan bati dan pikiran), serta memperoleh sumber-sumber hikmah ( kebijaksanaan) Imam Syafi’i ra berkata:

لا يفلح من طلب العلم بعزة النفس وسعة المعيشة ولكن من طلب بذلة النفس وضيق العيش وخدمة العلماء

“Tidaklah beruntung orang yang dalam mencari ilmu pengetahuan selalu mengedepankan kemuliaaan dirinya dan hidup dalam keserbamewahann. Akan tetapi orang yang beruntung dalam mencari ilmu pengetahuan adalah mereka yang senantiasa rela dan sabar dalam menjalani kehinaan, kesusahan hidup, dan melayani kepada ulama (guru).”

Kelima, membagi dan memanfaatkan waktu serta tidak menyia-nyiakannya, karena setiap sisa waktu ( yang terbuang sia-sia) akan menjadi tidak bernilai lagi. Seorang pelajar hendaknya juga mengetahui waktu-waktu yang terbaik (tepat) dalam melakukan berbagai macam aktivitas belajar. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa waktu terbaik untuk menghafal pelajaran adalah saat sahur (menjelang shubuh). Sedangkan waktu terbaik untuk membahas pelajaran adalah pagi hari. Adapun siang hari adalah saat yang tepat untuk aktivitas menulis. Kemudian untuk kegiatan muthola’ah (mengkaji pelajaran) dan muzakaroh ( berdiskusi) akan sangat efektif jika dilakukan pada malam hari.

Keenam, tidak berlebihan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. Karena, mengkonsumsi makanan dan minuman terlalu banyak dapat menghalangi seseorang dari melakukan ibadah kepada Allah SWT. Di samping itu, perlu diketahui bahwa sedikit mengkonsumsi makanan akan menjadikan tubuh seseorang sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit. Suatu syair menyatakan sebagai berikut:

فان الداء اكثرما تراه       يكون من الطعام او الشراب

“Sungguh, kebanyakan penyakit yang biasa kita temui adalah disebabkan oleh faktor makanan dan minuman.”

Ketujuh, bersikap wara’ (waspada ) dan hati-hati dalam setiap tindakan.

Kedelapan, tidak mengkonsumsi jenis-jenis makanan yang bisa mengakibatkan akal (kecerdasan) seseorang menjadi tumpul (bodoh) seta melemahkan kekuatan organ-organ tubuh ( panca indera). Jenis-jenis makanan tersebut di antaranya adalah: apel, kacang-kacangan, air cuka dan lain sebagainya.

Kesembilan, tidak terlalu lama tidur yakni selama itu tidak membawa dampak negatif bagi kesehatan jasmani maupun rohaninya. Idealnya, dalam sehari semalam seorang pelajar tidur tidak lebih dari delapan jam.

Kesepuluh, menjauhkan diri dari pergaulan yang tidak baik. Lebih-lebih dengan lawan jenis. Efek negatif dari pergaulan semacam itu adalah, banyaknya waktu yang terbuang sia-sia serta hilangnya rasa keagamaan seseorang yang diakibatkan seringnya bergaul dengan orang-orang yang bukan ahli agama. (m)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *