Khutbah Jum’at tentang Rasulullah Pribadi yang Mulia.
Khutbah Jum’at ini disusun oleh Ustadz Fatkhul Anas, dai muda NU Kebumen dan juga lulusan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلهِ الرَّحِيْمِ الرَّحْمَنِ، أَمَرَ بِالتَّرَاحُمِ وَجَعَلَهُ مِنْ دَلاَئِلِ الإِيْمَانِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمِهِ الْمُتَوَالِيَةِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، الرَّحْمَةُ الْمُهْدَاةُ، وَالنِّعْمَةُ الْمُسْدَاةُ، وَهَادِي الإِنْسَانِيَّةِ إِلَى الطَّرِيقِ الْقَوِيْمِ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ أَمَّا بَعْدُ: فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hadirin-hadirat jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.
Alhamdulillah wasyukurillah, pada kesempatan ini kita diberi kesempatan untuk menikmati dan mendirikan shalat Jum’at bersama-sama. Tak lupa khatib mengimbau pada diri khatib sendiri dan sidang Jum’at yang berbahagia, untuk meningkatkan ketakwaanya kepada Allah swt.
Sungguh beruntung bagi kita yang telah mengarungi hari-hari di bulan Rabi’ul Awal, yaitu bulan yang bertabur pujian dan rasa syukur. Di bulan inilah, seribu empat ratus tahun silam, terlahir makhluk terindah yang pernah diciptakan Allah swt yang bernama Muhammad SAW. Kita patut memujinya, karena tiada ciptaan yang lebih sempurna daripada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Berkat beliau, seluruh semesta menjadi terang benderang. Kabut jahiliyah tersingkap berganti cahaya yang memancarkan kedamaian dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kita wajib mensyukurinya. Tiada nikmat yang lebih berhak untuk disyukuri dari nikmat wujudnya sang kekasih, Muhammad SAW. Walaupun masih ada segelintir muslimin yang alergi dengan peringatan Maulid Nabi saw, tetapi antusiasme memperingati hari paling bersejarah itu tak pernah surut.
Di sebuah belahan bumi, umat Islam tetap semangat menyambut hari kelahiran Nabi SAW dengan beragam kegiatan, seperti sedekah, berdzikir, shalawat, bertafakur, atau dengan menggelar seminar-seminar ilmiah. Bahkan Rasulullah saw telah memberikan contoh dengan berpuasa setiap kelahiran beliau, yaitu hari Senin. Negara-negara muslim juga menjadikan 12 Rabiul Awal sebagai hari libur nasional.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.
Secara harfiah, maulid bermakna ‘hari lahir.’ Belakangan ini istilah maulid digunakan untuk sirah Nabi saw, karena, seperti telah dimafhumi, sejarah dimulai dengan kelahiran atau saat-saat jelang kelahiran. Sirah atau sejarah hidup Rasulullah sangat perlu kita baca dan kaji karena di dalamnya mengandung inspirasi sehingga mampu memantapkan iman kita. Allah swt berfirman,
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ
“dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu.” (Q.S. Hud [11]:120)
Perlu kamu ketahui bahwa sejatinya Allah swt juga menjadikan hari kelahiran Nabi saw sebagai momen istimewa. Buktinya adalah di dalam Al-mustadrak ‘ala Shahihain, hadist no. 4177, disebutkan bahwa Rasulullah saw terlahir dalam keadaan sudah dikhitan.
Selain itu, dalam Fathul Bari, Juz 6/583, perkataan Utsman bin Abil Ash Ats-Tsaqafiy dari ibunya yang pernah menjadi pembantu Aminah r.a., Ibunda Nabi saw. Ibu Utsman mengaku bahwa tatkala ibunda Nabi saw mulai melahirkan, ia melihat bintang-bintang turun dari langit dan mendekat. Ia sangat takut bintang-bintang itu akan jatuh menimpa dirinya. Lalu ia melihat kilauan cahaya keluar dari ibunda Nabi saw hingga membuat kamar dan rumah terang benderang.
Masih banyak tanda-tanda keistimewaan lahirnya Nabi Muhammad SAW, sebagaimana disebutkan Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah bahwa Ketika Radulullah saw lahir ke muka bumi beliau langsung bersujud. Di Riwayat yang shahih dari Ibnu Hibban dan Hakim menyebutkan bahjwa Ibunda Nabi saw melahirkan, beliau melihat cahaya yang teramat terang hingga pandangannya bisa menembus istana-istana Romawi, uniknya, api di negeri Persia yang semenjak 1000 tahun menyala tiada henti, tiba-tiba padam.
Kenapa peristiwa-peristiwa besar itu dimunculkan Allah SWT tepat pada detik kelahiran Rasulullah saw? Tiada lain, Allah SWT hendak mengabarkan kepada seluruh alam bahwa pada detik itu telah lahir makhluk terbaik yang pernah diciptakan oleh-Nya dan Allah SWT menebarkan salam sejahtera di saat kelahiran nabi-nabi sebelumnya.
Jamaah Jum’at rahimakumullah.
Peringatan Maulid Nabi SAW sarat dengan hikmah dan manfaat. Di antaranya, untuk mengenang kembali kepribadian Rasulullah SAW. Perjuangan beliau yang penuh pelajaran untuk dipetik, dan misi yang diemban beliau dari Allah SWT pada alam semesta.
Para sahabat kerap menceritakan pribadi Rasulullah SAW dalam berbagai kesempatan, salah satu misal, perkataan Sa’ad bin Abi Waqqash r.a., dia berkata “kami selalu mengingatkan anak-anak kami tentang peperangan yang dilakukan Rasulullah, sebagaimana kami menuntun mereka menghafal satu surah dalam al-Qur’an.”
Ungkapan ini menjelaskan bahwa para sahabat sering menceritakan apa yang terjadi dalam perang Badar, Uhud, dan lainnya, kepada anak-anak mereka, termasuk peristiwa saat perang Khandaq dan Bai’atur Ridhwan.
Selain itu, dengan memperingati maulid, umat Islam bisa berkumpul dan saling menjalin silaturrahim. Yang tadinya tidak kenal bisa saling kenal; yang tadinya jauh bisa menjadi dekat. Kita pun akan lebih mengenal Nabi saw dengan membaca maulid, dan tentunya, berkat beliau saw, kita juga akan lebih dekat kepada Allah swt.
Sebagai tanda syukur, sudah sepatutnya kita mengenang beliau saw setiap saat. Tetapi, akan menjadi lebih istimewa pula apabila pada bulan ini kita lebih intens membaca sejarah hidup beliau saw, sebagaimana halnya beliau berpuasa pada hari senin sebagai tanda kesyukuran atas kelahiran beliau pada hari tersebut.
Nah, sudah sepantasnya pada bulan ini kita sediakan waktu untuk mengkaji lebih dalam sejarah hidup Rasulullah SAW untuk kemudian kita teladani.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِصْلَاحِ، وَحَثَّنَا عَلَى الصَّلَاحِ، وَبَيَّنَ لَنَا سُبُلَ الْفَلَاحِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ. إنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى فِيْهِ بِمَلَائِكَتِهِ، فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. وقالَ رسولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً. اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الْأَكْرَمِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الْاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا أَخِرَتَنَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ. اَللَّهُمَّ لَا تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا دَيْنًا إِلَّا قَضَيْتَهُ، وَلَا مَرِيْضًا إِلَّا شَفَيْتَهُ وَعَافِيَتَهُ، وَلَا حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا إِلَّا قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا لَنَا يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ، وَيَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ، وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهُ أَكْبَرُ
Demikian Khutbah Jum’at tentang Rasulullah Pribadi yang Mulia, semoga manfaat.